Bisnis.com, JAKARTA – Sepanjang tahun ini setidaknya ada 16 emiten yang telah melakukan pemecahan nilai nominal saham alias stock split. Emiten tersebut a.l. DSSA, SONA, ISAT, TBMS, ALDO, dan MSIN.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dihimpun DataIndonesia, pemecahan nominal saham yang dilakukan 16 emiten mencakup rasio 1:2 hingga 1:20.
PT Indosat Tbk. (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison, salah satunya. Aksi korporasi tersebut diraih setelah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) menyetujui rencana stock split dengan rasio 1:4 untuk saham Seri B.
President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha menjelaskan bahwa aksi korporasi ini menunjukkan komitmen perseroan dalam menciptakan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan.
“Dengan meningkatkan keterjangkauan dan likuiditas saham, kami mengajak lebih banyak masyarakat untuk menjadi bagian dari visi Indosat,” ucapnya.
Stock split merupakan aksi korporasi memecah nominal harga saham sesuai rasio tertentu. Aksi ini menyebabkan harga saham menjadi lebih murah, sehingga diharapkan mampu menarik investor lebih banyak terutama investor ritel.
Baca Juga
Berikut daftar emiten yang melakukan stock split sepanjang 2024:
1. Stock Split Rasio 1:2
Total ada empat emiten yang melakukan stock split dengan rasio 1:2, yaitu PT Alkindo Naratama Tbk. (ALDO), PT Pudjiadi Prestige Tbk. (PUDP), PT Tembaga Mulia Semanan Tbk. (TBMS), dan PT Sona Topas Tourism Industry Tbk. (SONA).
ALDO memecah nilai nominal sahamnya dari Rp100 per saham menjadi Rp50 per saham, dengan akhir perdagangan saham bernilai nominal lama di pasar reguler dan pasar negosiasi pada 5 Juli 2024, dan menggunakan nominal baru pada 8 Juli 2024.
Selanjutnya, PUDP memecah nilai nominal sahamnya dari Rp500 per saham menjadi Rp250 per saham. Akhir perdagangan saham bernilai nominal lama tercatat pada 3 Juli 2024, dan nilai nominal baru mulai digunakan pada 4 Juli 2024.
TBMS memecah nilai nominal saham dari Rp50 per saham menjadi Rp25 per saham, dengan akhir perdagangan saham bernilai nominal lama pada 16 Februari 2024, dan nilai nominal baru diberlakukan pada 20 Februari 2024.
Sementara itu, SONA memecah nilai nominal sahamnya dari Rp250 per saham menjadi Rp125 per saham. Akhir perdagangan saham bernilai nominal lama tercatat pada 2 Januari 2024, dan nilai nominal baru mulai digunakan pada 3 Januari 2024.
2. Stock Split Rasio 1:4
Lima emiten tercatat melakukan stock split dengan rasio 1:4. Mereka adalah PT Kedawung Setia Industrial Tbk. (KDSI), PT Indosat Tbk. (ISAT), PT Panca Budi Idaman Tbk. (PBID), PT Asuransi Ramayana Tbk. (ASRM), dan PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. (SCCO).
KDSI memecah nilai nominal saham dari Rp500 per saham menjadi Rp125 per saham, dengan akhir perdagangan saham bernilai nominal lama pada 6 November 2024, dan nilai nominal baru mulai berlaku pada 7 November 2024.
Sementara itu, ISAT memecah nilai nominal saham dari Rp100 per saham menjadi Rp25 per saham. Akhir perdagangan saham bernilai nominal lama tercatat pada 11 Oktober 2024, dan nilai nominal baru mulai digunakan pada 14 Oktober 2024.
PBID memecah nilai nominal sahamnya dari Rp100 per saham menjadi Rp25 per saham, dengan akhir perdagangan saham bernilai nominal lama pada 30 Mei 2024, dan nilai nominal baru mulai digunakan pada 31 Mei 2024.
Kemudian, ASRM memecah nilai nominal sahamnya dari Rp500 per saham menjadi Rp250 per saham. Akhir perdagangan saham bernilai nominal lama tercatat pada 21 Mei 2024, dan nilai nominal baru mulai diberlakukan pada 22 Mei 2024.
Adapun SCCO memecah nilai nominal sahamnya dari Rp1.000 per saham menjadi Rp250 per saham. Akhir perdagangan saham SCCO bernilai nominal lama tercatat pada 7 Maret 2024, dan nilai nominal baru diberlakukan pada 8 Maret 2024.