Bisnis.com, JAKARTA— Emiten penyedia jasa dan fasilitas perjalanan religi PT Arsy Buana Travelindo Tbk. (HAJJ) memutuskan menggunakan laba sebagai modal ekspansi dan penguatan operasional.
Direktur Utama HAJJ Saipul Bahri menyampaikan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Senin (30/6), laba bersih pada 2024 senilai Rp6,98 miliar menjadi laba ditahan.
“Sesuai keputusan RUPST, seluruh laba bersih tersebut akan dicatat sebagai laba ditahan untuk mendukung ekspansi usaha dan penguatan operasional tahun berjalan,” paparnya dalam siaran pers, Selasa (1/7/2025).
Di tengah ketidakpastian global akibat eskalasi konflik di Timur Tengah dan dampak lanjutan pelemahan ekonomi, HAJJ mencatatkan pertumbuhan pendapatan 71,60% menjadi Rp860,62 miliar pada 2024.
Pertumbuhan tersebut terutama ditopang oleh segmen hotel yang menyumbang Rp749,95 miliar atau 87% dari total pendapatan, meningkat tajam dari Rp 349,68 miliar di tahun sebelumnya. Fokus strategis pada lini bisnis ber-margin tinggi ini juga mendorong kenaikan laba kotor 17% menjadi Rp 30,43 miliar.
Pada kuartal I/2025, tren positif berlanjut dengan pendapatan HAJJ mencapai Rp325,14 miliar, meningkat 6,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih naik signifikan sebesar 171% menjadi Rp 26,84 miliar, seiring peningkatan efisiensi operasional dan manajemen kapasitas kamar hotel yang optimal.
Baca Juga
“Kami terus mengembangkan jaringan hotel, memperluas kerja sama dengan mitra PPIU/PIHK, serta berfokus pada penyediaan layanan bernilai tambah bagi jamaah. Strategi ini terbukti mampu menjaga pertumbuhan meski di tengah tantangan global,” ujarnya.
Saipul Bahri juga menyampaikan bahwa konflik geopolitik yang saat ini terjadi di Timur Tengah tidak serta-merta menurunkan minat masyarakat untuk melaksanakan ibadah umrah dan haji.
Secara historis, selama Perang Teluk tahun 1991, invasi Irak ke Irak tahun 2003, maupun gelombang Arab Spring yang dimulai tahun 2011, jumlah jamaah haji dan umrah yang berkunjung ke Arab Saudi tidak mengalami perubahan signifikan.