Bisnis.com, JAKARTA — Emiten afiliasi Pandu Sjahrir, TBS Energi Utama (TOBA) memastikan 2 proyek pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) perseroan akan beroperasi komersial tahun depan.
Dua proyek itu di antaranya pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTMH) Sumber Jaya di Lampung Barat berkapasitas 2x3 megawatt (MW) dan pembangkit listrik tenaga surya terapung Tembesi di Batam dengan kapasitas 46 megawatt peak (MWp).
SVP Corporate Strategy & Investor Relations TBS Nafi Sentausa mengatakan kontrak jual beli listrik atau power purchase agreement (PPA) untuk dua proyek itu relatif menarik.
Nafi berharap 2 proyek anyar itu bisa berkontribusi signifikan pada pendapatan perseroan seiring dengan rencana peralihan bisnis non batu bara.
“PPA-nya menarik ya masuk akal, cuma saya belum bisa share secara detail,” kata Nafi saat ditemui di Jakarta, Jumat (22/12/2024).
Rencanannya, PLTMh Sumber Jaya bakal beroperasi komersial atau commercial operation date (COD) pada Januari 2025 dengan periode PPA selama 25 tahun.
Baca Juga
Sementara itu, PLTS terapung Tembesi rencanannya bakal COD kuartal III/2025, dengan periode 25 tahun. Belakangan TOBA mendapatkan pendanaan dari PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI sebesar US$23,3 juta untuk proyek PLTS terapung ini.
“Dari sekarang per tahun ini, mungkin 98% kontributor EBITDA itu adalah PLTU dan pertambangan, tahun depan akan berubah cukup signifikan,” kata Nafi.
Dia menargetkan kontributor EBITDA pada 2028 nanti bisa berimbang dengan pendapatan yang baru dari bisnis non batu bara.
Seperti diberitakan sebelumnya, TOBA membukukan peningkatan laba bersih menjadi US$34,83 juta hingga akhir kuartal III/2024.
Berdasarkan laporan keuangannya, laba bersih ini mengalami peningkatan hingga 364,68% dibandingkan dengan periode kuartal III/2023.
Laba bersih TOBA pada kuartal III/2023 adalah sebesar US$7,49 juta, lebih kecil dibandingkan dengan kuartal III/2024 yang sebesar US$34,83 juta atau setara Rp527,5 miliar (kurs Jisdor Rp15.144 per dolar AS 30 September 2024).
Laba bersih TOBA ini meningkat di saat pendapatan dari kontrak dengan pelanggan TOBA susut 9,11% pada periode sembilan bulan 2024.
TOBA mencatatkan pendapatan sebesar US$336,6 juta atau setara Rp5,09 triliun pada kuartal III/2024, dari sebelumnya sebesar US$370,3 juta pada kuartal III/2023.
Pendapatan emiten Pandu Sjahrir itu sebagian besar dikontribusikan dari penjualan batu bara sebesar US$271,04 juta hingga akhir kuartal III/2024.
Selain dari penjualan batu bara, sumber lain pendapatan TOBA adalah pendapatan ketenagalistrikan senilai US$44,5 juta, pendapatan dari treatment dan pembuangan limbah sebesar US$9,75 juta, pendapatan dari penjualan dan sewa kendaraan listrik sebesar US$6,85 juta, dan penjualan tandan buah segar, inti sawit, dan minyak sawit senilai US$4,3 juta.