Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas melanjutkan tren kenaikannya setelah rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang sesuai dengan ekspektasi. Hal ini meningkatkan kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) pekan depan.
Investor juga sedang menunggu data Indeks Harga Produsen (PPI) AS untuk arahan lebih lanjut mengenai kebijakan moneter.
Mengutip Reuters pada Kamis (12/12/2024), harga emas di pasar spot naik 0,9% menjadi US$2.717,29 per troy ounce. Harga emas spot mencapai rekor tertinggi US$2.790,15 per troy ounce pada 31 Oktober 2024 lalu. Sementara itu, harga emas berjangka AS terpantau naik 1,4% pada US$2.756,70.
Sebagai informasi, harga konsumen AS naik 0,3% secara month to month (mtm) pada November 2024, menurut data dari Departemen Tenaga Kerja. Adapun, inflasi tersebut naik 2,7% secara year on year (yoy) setelah naik 2,6% pada Oktober 2024.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan CPI naik 0,3% dan naik 2,7% dari tahun ke tahun. "Harga emas naik karena asumsi bahwa data CPI yang datang jinak atau sesuai dengan ekspektasi, inflasi tidak naik lebih jauh tetapi tetap stabil akan memungkinkan Fed untuk hampir pasti memangkas suku bunga pada pertemuan FOMC berikutnya," kata, direktur perdagangan logam High Ridge Futures David Meger.
Para pedagang memprediksi peluang 95% untuk pemangkasan lebih lanjut sebesar 25 basis poin pada pertemuan Fed tanggal 17-18 Desember, dibandingkan dengan peluang sekitar 86% yang terlihat sebelum laporan inflasi, demikian ditunjukkan oleh FedWatch Tool milik CME.
Semua mata kini tertuju pada data PPI, yang akan dirilis pada Kamis waktu setempat untuk kejelasan lebih lanjut tentang jalur pemangkasan suku bunga Fed.
"Kami memperkirakan emas akan mencapai titik tertinggi baru pada tahun 2025, dengan imbal hasil obligasi yang meningkat saat ini yang mereda sepanjang tahun dan risiko geopolitik tetap menjadi pendorong yang mendukung sentimen emas," kata ahli strategi komoditas WisdomTree Nitesh Shah.
Shah menambahkan, dia optimistis harga emas dapat mencapai level US$3.000 per troy ounce pada akhir 2025 mendatang. Emas, yang secara tradisional dikenal sebagai investasi yang aman selama masa ketidakpastian geopolitik, tumbuh subur ketika suku bunga rendah.