Bisnis.com, JAKARTA – Eskalasi perang di Timur Tengah antara Israel dengan Iran dinilai belum membuat emas melaju di jalur bullish. Harga emas bahkan tengah menghadapi tekanan jual pada perdagangan hari ini, Senin (23/6/2025).
Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha menerangkan, secara teknikal, formasi candlestick harian justru menunjukkan rangkaian lower high dan lower low, sedangkan indikator moving average menunjukkan bias jual.
Selain itu, dia menilai bahwa volume transaksi pada penurunan lebih tinggi ketimbang upaya rebound. Hal itu menunjukkan dominasi jual pada emas.
”Para investor memilih sikap antisipatif, menunggu sinyal lebih lanjut baik dari perkembangan geopolitik Timur Tengah maupun kebijakan moneter The Fed, sehingga likuiditas di pasar emas relatif terbatas,” katanya dalam riset, Senin (23/6/2025).
Andy menyebut pasar masih cenderung merespons secara moderat kendati eskalasi perang Timur Tengah sedang meningkat pascaserangan AS ke Iran. Alasannya, Presiden AS Donald Trump menyatakan keputusan keterlibatan langsung AS terhadap perang, baru akan diumumkan dalam 2 minggu mendatang.
”Pernyataan semacam ini membantu menstabilkan ekspektasi investor dan menahan lonjakan safe-haven, sehingga emas tidak mengalami reli agresif meski tensi meningkat,” katanya.
Baca Juga
Selain itu, kebijakan moneter dari The Fed yang menunda pemangkasan suku bunga, juga menjadi faktor lainnya. Andy menerangkan, tingkat suku bunga yang tinggi memperkuat posisi dolar AS sebagai mata uang cadangan, sehingga memberikan tekanan tambahan terhadap emas.
”Secara keseluruhan, harga emas saat ini masih tren bearish, hal ini dikarenakan risiko geopolitik yang moderat dan dukungan USD dari kebijakan The Fed,” lanjutnya.
Dia menilai, berdasarkan proyeksi pergerakan emas hari ini, jika tekanan jual berlanjut, maka emas berpotensi menembus pivot support di level US$3.343 dan mampu terkoreksi lebih dalam ke level psikologis US$3.300.
Akan tetapi, jika investor kembali agresif merespon area saat ini, Andy menyebut bahwa rebound teknikal bisa membawa harga ke area US$3.385.
Menurutnya, investor harus menerapkan manajemen risiko dengan stop loss di Bawah level US$3.343 dan memantau rebound menuju level US$3.385.