Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas mencapai titik tertinggi dalam dua minggu seiring dengan peningkatan ketegangan geopolitik dan ekspektasi pemangkasan suku bunga AS ketiga oleh Federal Reserve minggu depan. Perhatian pasar juga beralih ke rilis data inflasi AS Rabu (11/11/2024) waktu setempat.
Mengutip Reuters, harga emas di pasar spot naik 1,3% menjadi US$2.692,32 per ons. Sementara itu, harga emas berjangka AS terpantau naik 1,2% ke level US$2.718,40.
"Kekhawatiran akan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah mendorong minat terhadap aset safe haven," kata Peter Grant, wakil presiden dan ahli strategi logam senior di Zaner Metals.
Dia menambahkan, fokus pasar juga beralih pada tren pelonggaran global. Menurutnya, pasar akan melihat Bank Sentral Kanada memangkas suku bunga, ECB, dan SNB akhir minggu ini, dan Fed kemungkinan akan menyusul minggu depan.
Sorotan beralih ke Indeks Harga Konsumen (IHK) AS pada Rabu, yang diperkirakan akan naik sebesar 0,3% pada bulan November, menurut jajak pendapat Reuters, dan Indeks Harga Produsen (PPI) pada hari Kamis, keduanya penting dalam membentuk keputusan pemangkasan suku bunga Fed.
"Data CPI akan berdampak terbatas pada emas, terutama jika kita memperoleh hasil mendekati angka yang diharapkan. Laporan CPI yang menarik akan semakin mengurangi kemungkinan penurunan suku bunga pada awal 2025," kata Fawad Razaqzada, analis pasar di Forex.com.
Baca Juga
Dengan dua kali penurunan suku bunga AS sejauh tahun ini, para pedagang memperkirakan peluang 86% untuk penurunan lebih lanjut sebesar 25 basis poin pada pertemuan Fed tanggal 17-18 Desember, menurut alat pemantau CME FedWatch.
Emas dianggap sebagai investasi yang aman selama gejolak ekonomi dan geopolitik dan cenderung berkembang pesat dalam lingkungan suku bunga yang lebih rendah.
Di tempat lain, China akan mengadopsi kebijakan moneter yang "cukup longgar" dan pendekatan fiskal yang lebih proaktif tahun depan, Politbironya dikutip mengatakan pada Senin.
"Setiap pengumuman besar akan memberikan dorongan bagi emas karena China adalah negara konsumen terbesar, dan terutama menjelang perayaan Tahun Baru Imlek ketika permintaan perhiasan untuk pemberian hadiah meningkat," Razaqzada menambahkan.