Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak bergerak variatif pada perdagangan Senin (9/12/2024) karena kekhawatiran atas permintaan China yang lemah diimbangi oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah setelah pemberontak menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Mengutip Reuters Harga minyak mentah Brent turun 1 sen menjadi US$71,11 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 1 sen menjadi US$67,21 per barel.
Harga minyak mentah Brent turun lebih dari 2,5% minggu lalu, sementara harga minyak mentah WTI turun 1,2% karena analis memproyeksikan surplus pasokan tahun depan karena permintaan yang lemah meskipun ada keputusan OPEC+ untuk menunda kenaikan produksi dan memperpanjang pemangkasan produksi yang besar hingga akhir 2026.
Saudi Aramco, eksportir minyak mentah terbesar di dunia, telah menurunkan harga Januari 2025 untuk pembeli Asia ke level terendah sejak awal 2021, katanya pada hari Minggu, karena permintaan yang lemah dari importir utama China membebani pasar.
Sementara itu, pemberontak Suriah mengumumkan di televisi pemerintah bahwa mereka telah menggulingkan Presiden al-Assad, melenyapkan dinasti keluarga selama 50 tahun dalam serangan kilat yang menimbulkan kekhawatiran akan gelombang ketidakstabilan baru di Timur Tengah yang dilanda perang.
Di sisi pasokan, peningkatan jumlah rig minyak dan gas yang dikerahkan di Amerika Serikat minggu lalu, yang menunjukkan peningkatan produksi dari produsen minyak mentah terbesar di dunia, juga mendorong harga turun.
Baca Juga
Pada hari Kamis, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, menunda dimulainya kenaikan produksi minyak selama tiga bulan hingga April dan memperpanjang penghentian penuh pemotongan selama satu tahun hingga akhir tahun 2026.