Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah dibuka menguat ke posisi Rp15.842 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Senin (9/12/2024).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka pada perdagangan dengan naik 0,02% atau 2,5 poin ke posisi Rp15.842 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terlihat melemah 0,01% ke posisi 105,725.
Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak variatif terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,03%, dolar Singapura menguat sebesar 0,04%, baht Thailand menguat 0,13% dan rupee India menguat 0,05%.
Adapun mata uang yang melemah di antaranya, ringgit Malaysia melemah 0,24%, peso Filipina melemah 0,39%, dolar Taiwan melemah sebesar 0,18%, yuan China melemah 0,06%, dan won Korea melemah 0,85%. Lalu dolar Hong Kong stagnan 0,00%.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi sebelumnya bahwa perdagangan hari ini (9/12) mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp15.800-Rp15.850.
Dia sebelumnya mengatakan bahwa akhir pekan kemarin (6/12/2024) mata uang rupiah ditutup menguat 17 poin ke level Rp15.845 dari sebelumnya sempat menguat 25 poin ke level Rp15.903.
Baca Juga
Ibrahim mengatakan bahwa sentimen datang dari Presiden Korea Selatan Yoon Suk-Yeol tiba-tiba mencabut pemberlakuan darurat militer pada Rabu lalu di tengah reaksi publik dan politik.
Pemimpin partai berkuasa Korea Selatan Han Dong-hoon mengatakan bahwa presiden harus dilengserkan dari kekuasaan untuk melindungi negara, dengan alasan adanya upaya penerapan darurat militer.
Selain itu, dia mengatakan bahwa pasar Asia bersiap menghadapi banjir data China pekan ini dengan fokus akan tertuju pada Konferensi Kerja Ekonomi Pusat (CEWC) tahunan China untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk tentang langkah-langkah stimulus dan prospek ekonomi terbesar di Asia. China juga akan merilis data inflasi CPI November pada Selasa, dan data perdagangannya pada Rabu ini.
Adapun dari dalam negeri, Ibrahim mengatakan bahwa Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2024 tercatat sebesar 150,2 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Menurutnya, angka tersebut sedikit menurun dari posisi bulan sebelumnya yang senilai 151,2 miliar dolar AS. Penurunan cadangan devisa dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Dia menjelaskan bahwa posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Sementara itu, posisi ini juga masih berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Menurutnya, cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Bank Indonesia ke depan memandang cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal.
Adapun dengan posisi ini, Bank Indonesia beranggapan bahwa kinerja ekspor diramal tetap positif. Dia mengatakan bahwa neraca transaksi modal dan finansial yang diperkirakan tetap mencatatkan surplus, sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik, mendukung tetap terjaganya ketahanan eksternal.
Mata uang rupiah ditutup melemah ke level Rp15.865,5 per dolar Amerika Serikat pada perdagangan awal pekan ini, Senin (9/12/2024). Pada saat yang sama, won Korea terpantau melemah 0,72%.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan melemah 0,13% atau 20,5 poin ke posisi Rp15.865,5 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS terpantau naik 0,02% ke posisi 106,07.
Sementara itu, sebagian besar mata uang di kawasan Asia dan Pasifik turut mencatatkan pelemahan sampai penutupan perdagangan hari ini. Misalkan, yen Jepang dan dolar Taiwan masing-masing mencatatkan pelemahan 0,23% dan 0,15%.
Selanjutnya, won Korea Selatan mencatatkan pelemahan 0,72%, peso Filipina melemah 0,49% dan yuan Tiongkok ikut susut 0,05%.
Di sisi lain, dolar Hong Kong dan dolar Singapura cenderung menguat terhadap dolar AS, masing-masing 0,2% dan 0,21%. Selain itu, baht Thailand turut mencatatkan penguatan sebesar 0,12% terhadap dolar AS.