Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adaro Minerals (ADMR) Suntik Modal Rp918 Miliar ke Proyek Smelter Aluminium

Suntikan modal ADMR itu menjadi bagian dari pengambil bagian saham baru yang diterbitkan PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI) pada 25 November 2024 lalu.
Direksi PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) usai melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Selasa (1452024). JIBIAnnisa Kurniasari Saumi.
Direksi PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) usai melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Selasa (1452024). JIBIAnnisa Kurniasari Saumi.

Bisnis.com, JAKARTA — PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) menyuntik modal segar sekitar Rp918,08 miliar ke entitas usahanya yang menggarap proyek smelter aluminium, PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI). 

Tambahan modal itu dilakukan ADMR lewat PT Adaro Indo Aluminium (AIA). Adapun, AIA merupakan entitas usaha ADMR yang memiliki 65% saham KAI secara langsung. 

Head of Corporate Communication Adaro Energy Febriati Nadira menuturkan suntikan modal ADMR itu menjadi bagian dari upaya perseroan untuk menyerap sebagian saham baru yang diterbitkan KAI pada 25 November 2024 lalu. 

“Adaro Minerals melalui AIA sudah mengambil sebagian saham yang diterbitkan KAI tersebut, bersama-sama dengan pemegang saham lainnya sesuai proporsi saham yang dimiliki,” kata Ira saat dikonfirmasi, Kamis (10/12/2024). 

Sebagai informasi, KAI menerbitkan sebanyak 1.412.445 saham baru dengan total nomimal sebesar Rp1,41 triliun atau setara dengan US$88,9 juta akhir November 2024 lalu.

ADMR lewat PT Adaro Indo Aluminium menyerap 65% saham baru yang diterbitkan KAI. Porsi serapan itu mengambil bagian sekitar 918.089 saham dengan nilai transaksi sekitar Rp918,08 miliar. 

Lewat tambahan modal itu, persentase kepemilikan PT Adaro Indo Aluminium di KAI menjadi 2.637.335 saham (65%) dengan nominal Rp2,63 triliun. 

Sisanya, saham KAI dipegang minoritas oleh Aumay Mining Pte Ltd sebesar 22,5% (912.924 saham) dan PT Cita Mineral Investindo Tbk. (CITA) sebesar 12,5% (507.180 saham). Adapun, CITA melaporkan telah mengucurkan modal US$11,11 juta atau setara dengan Rp176,55 miliar dalam rangka penambahan modal KAI tersebut. 

Lebih lanjut, dana yang diperoleh dari penerbitan saham baru itu bakal digunakan KAI untuk pengembangan smelter aluminium milik KAI dan fasilitas pendukung lainnya yang berlokasi di kawasan industri Kalimantan Industrial Park Indonesia, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. 

“Saham baru diterbitkan dalam rangka mendukung kelanjutan konstruksi dan pengembangan proyek aluminium smelter di Kalimantan Utara,” kata Ira. 

Sebelumnya, Direktur Adaro Minerals Indonesia Wito Krisnahadi menargetkan proyek smelter aluminium yang memiliki kapasitas produksi tahap I sebesar 500.000 ton ingot (batangan aluminium) itu dapat beroperasi mulai kuartal III/2025. 

"Pembangunan smelter aluminium saat ini masih masif. Konstruksi sedang berjalan diharapkan COD bertahap pada kuartal III/2025 setengahnya [dari total kapasitas 500.000 ton]. Harapannya pada kuartal IV/2025 atau kuartal I/2026 mencapai full kapasitas produksi," paparnya di Jakarta, Rabu (20/3/2024). 

Pengembangan smelter dilakukan seiring dengan proyek pembangkit listrik. Menurut Wito, smelter aluminium harus berjalan 24 jam penuh agar operasional efisien sehingga membutuhkan daya listrik yang besar. 

Salah satu proyek terbesar yang sedang dijalankan Adaro ialah pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Mentarang Induk berkapasitas 1.375 MW. PLTA Mentarang Induk milik PT Kayan Hydropower Nusantara (KHN) merupakan PLTA terbesar di Indonesia. Perkiraan nilai investasi US$2,6 miliar atau sekitar Rp40,3 triliun (estimasi kurs Rp15.500 per dolar AS). 

Nantinya, PLTA akan memasok listrik 9 Terawatt jam (TWh) per tahun. Dalam jangka panjang, smelter yang terletak di Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI), Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara), tersebut dapat menghasilkan aluminium 1 juta ton per tahun untuk pengembangan tahap II, dan 1,5 juta ton per tahun untuk pengembangan tahap III.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper