Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi menghadapi volatilitas yang tinggi pada 2025 sejalan dengan ketidakpastian pemangkasan suku bunga acuan lebih lanjut, periode kedua Donald Trump sebagai Presiden AS, dan risiko pelemahan ekonomi China.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah 2,5% secara year-to-date (YtD) terhadap dolar AS. Rupiah melemah bersama dolar Singapura yang turun 1,3%, yuan China -1,8%, peso filipina -3,7%, yen Jepang -5,6%, dan won Korea yang merosot 9,4%.