Bisnis.com, JAKARTA – PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) bakal mengurangi utang secara signifikan setelah menerima pembayaran kedua dari Grup Salim terkait divestasi 35% saham PT Jasamarga Transjawa Tol.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Richard Jerry mengatakan telah bertemu dengan Direktur Keuangan Jasa Marga Pramitha Wulanjani untuk membahas perkembangan bisnis terbaru usai pelunasan transaksi divestasi.
Berdasarkan hasil pertemuan itu, manajemen Jasa Marga menginformasikan bahwa perusahaan telah menerima pembayaran tahap kedua divestasi PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) sebesar Rp6,1 triliun pada 4 Desember 2024.
“Perusahaan berencana mulai mengurangi utang lebih lanjut dari dana ini pada Desember 2024,” ujar Richard dalam publikasi riset, Senin (9/12/2024).
Untuk diketahui, total nilai divestasi 35% saham JTT kepada konsorsium Grup Salim dan GIC mencapai Rp15,75 triliun dengan pembayaran dilakukan bertahap.
Richard melanjutkan bahwa manajemen Jasa Marga, dalam panduannya, menetapkan biaya utang atau cost of debt sebesar 7,5% pada 2025. Adapun suku bunga pada level induk sebesar 6,5% dan level proyek di kisaran 7% – 9%.
Baca Juga
Selain itu, gearing ratio diperkirakan turun di bawah panduan yakni 2x meskipun emiten jalan tol pelat merah tersebut memiliki kebutuhan belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk 5 proyek jalan tol baru pada 2025.
“Kami memperkirakan capex [JSMR] sekitar Rp7 triliun untuk 2025,” kata Richard.
Melansir laporan keuangan per akhir September 2024, Jasa Marga memiliki utang bank dalam jangka pendek sebesar Rp10,6 triliun. Jumlah ini meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu yang membukukan Rp4,49 triliun.
Pada saat bersamaan, perseroan mencatatkan biaya keuangan sebesar Rp3,11 triliun sepanjang Januari – September 2024. Beban tersebut naik 27,69% secara tahunan (year on year/YoY) atau dari posisi Rp2,43 triliun.
Sebelumnya, Metro Metro Pacific Tollways Corp (MPTC) milik Grup Salim dan Government of Singapore Investment Corporation (GIC) resmi merampungkan transaksi pembelian 35% saham JTT pada pekan lalu.
Konsorsium GIC-MPTC yang terdiri atas PT Margautama Nusantara (MUN), PT Metro Pacific Tollways Indonesia Services (MPTIS) dan Warrington Investment Pte. Ltd. ini total membayar Rp15,75 triliun, termasuk nilai penerbitan saham baru.
Direktur Utama MUN Danni Hasan menyampaikan bahwa proses akuisisi telah dibayar lunas oleh konsorsium MPTC-GIC pada Rabu (4/12/2024).
“Proses akuisisi 35% saham Tol Trans Jawa telah dibayar lunas pagi ini [Rabu] sekitar pukul 10.00 WIB oleh konsorsium,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
_______________________
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.