Bisnis.com, JAKARTA - Mirae Asset Sekuritas Indonesia merevisi daftar saham-saham unggulan pada akhir tahun ini. Saham PT Indosat Tbk. (ISAT) dan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) masuk dalam top picks.
Head of Research & Chief Economist Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto menyatakan pertumbuhan ekonomi yang stabil menopang kinerja keuangan emiten hingga 9 bulan 2024. Menurut Rully, sektor konsumer dan ritel menjadi sektor yang tangguh dengan mencapai pertumbuhan pendapatan high single digit.
Sementara itu, sektor telekomunikasi dipengaruhi oleh konsolidasi industri yang berpotensi mendorong emiten operator dan penyedia infrastruktur telekomunikasi.
Seiring dengan katalis makroekonomi yang diyakini tetap prospektif dan potensi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia, pihaknya memprediksi IHSG akan mencapai level 8.000 pada tahun depan setelah sepanjang 2024 sempat menembus level 7.905.
“Kami merevisi saham-saham pilihan dengan menambah saham ISAT dan ANTM untuk menggantikan TLKM dan BBRI,” tulisnya dalam riset, dikutip Minggu (8/12/2024).
Menurutnya, Antam memiliki potensi imbal hasil yang atraktif dibandingkan dengan BBRI. Rully menjelaskan dua katalis yang berpotensi mendorong ANTM.
Pertama, potensi perbaikan margin dari perjanjian offtake emas dengan Freeport. Kedua, prospek peningkatan volume penjualan dari operasional komersial Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah.
“Ditambah lagi, produksi dan volume penjualan segmen nikel Antam berpotensi pulih,” imbuhnya.
Sementara itu, Indosat lebih disukai Mirae Asset Sekuritas Indonesia dibanding PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) karena memiliki potensi pertumbuhan pendapatan dan earnings per share (EPS) yang lebih tinggi. Peluang itu didukung oleh ekspansi jaringan yang agresif ke luar Jawa untuk meningkatkan pangsa pasar dan average revenue per user (ARPU) yang relatif rendah.
Dengan perubahan tersebut, 10 saham top picks Mirae Asset Sekuritas Indonesia ialah saham ASII, ISAT, BMRI, BBCA, ANTM, ICBP, MYOR, MAPI, ACES, dan SIDO.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
