Bisnis.com, JAKARTA – Emiten peritel PT DFI Retail Nusantara Tbk. (HERO) yang sebelumnya bernama PT Hero Supermarket Tbk. telah menutup lini bisnis Giant sejak 2021. Namun, masih ada sejumlah aset Giant yang sampai saat ini tidak terpakai dan kemudian dijual.
Sebagaimana diketahui, pada 2021, HERO memutuskan untuk menutup bidang usaha Giant yang terdiri dari toko hipermarket dan supermarket. Berakhirnya operasional Giant disusul dengan pelepasan segmen bisnis Hero Supermarket ke pihak afiliasi yakni PT Hero Ritel Nusantara (HRN) pada Juni 2024.
Berdasarkan catatan dalam laporan keuangan perusahaan, HERO juga setuju untuk menyewakan beberapa toko, pusat distribusi, dan ruang kantor kepada HRN, serta menyediakan beberapa layanan transisi termasuk akuntansi dan keuangan, pengadaan, pajak, dan layanan teknologi informasi ke HRN.
Kini, HERO pun berganti nama menjadi DFI Retail Nusantara dan akan fokus pada segmen bisnis ritel produk kecantikan serta kesehatan lewat Guardian dan produk rumah tangga lewat IKEA.
Setelah tutup pada 2021, HERO pun mengalihkan aset-aset hipermarket dan supermarketnya itu, di antaranya menjadi IKEA. Selain itu, HERO mengalihkan beberapa gerai yang tersisa untuk kepemilikan pihak ketiga.
Presiden Direktur DFI Retail Nusantara Hadrianus Wahyu Trikusumo mengatakan saat ini perusahaan pun masih menjual sisa aset Giant yang tidak terpakai. "Penjualan aset idle Giant, jumlahnya sekitar 9-10 [aset]," ujarnya setelah acara public expose, Rabu (4/12/2024).
Baca Juga
Aset-aset Giant itu tersebar di berbagai daerah seperti Pekanbaru, Manado, hingga sekitaran Jakarta juga ada.
"Kami open, apabila tertarik kami lakukan pembicaraan," tutur Wahyu. Ia mengatakan beberapa aset Giant yang dijual telah dimanfaatkan atau dibeli oleh sesama perusahaan ritel untuk dijadikan toko.
Adapun, saat ini, perseroan akan memfokuskan pada segmen bisnis Guardian dan IKEA. Guardian terus memperluas jaringan toko hingga mencapai lebih dari 340 toko di berbagai kota besar di Indonesia, termasuk di Bali, Jawa, Kalimantan, Lombok, dan Sumatra.
Sementara IKEA terus meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian lokal dengan memperluas kemitraan dengan produsen Indonesia dan mendukung wirausaha sosial melalui kerja sama dengan Instellar.
“DFI Nusantara juga akan terus fokus pada peningkatan produktivitas penjualan dan penerapan pengendalian biaya, serta mempermudah akses bagi keluarga dan masyarakat Indonesia" ujar Wahyu.
HERO sendiri telah membukukan lonjakan laba berjalan hingga 846,57% di sepanjang sembilan bulan pertama 2024. Per September 2024, total laba yang dikantongi HERO mencapai Rp183,64 miliar, melesat dibandingkan periode yang sama pada 2023 sebesar Rp19,41 miliar.
Pertumbuhan laba tersebut ditopang oleh pelepasan lini usaha supermarket Hero yang telah terealisasi pada Juni 2024. Secara terperinci, laba usaha dari divestasi usaha selama Januari-September 2024 mencapai Rp159,60 miliar.
Meski nilai divestasi berkurang daripada tahun sebelumnya yang mencapai Rp280,27 miliar, emiten berkode saham HERO ini berhasil membalik performa operasi yang dilanjutkan dari rugi Rp297,87 miliar menjadi untung Rp24,03 miliar.
Pendapatan bersih HERO selama sembilan bulan pertama 2024 tercatat naik 2,67% secara tahunan dari Rp3,29 triliun menjadi Rp3,38 triliun.