Bisnis.com, JAKARTA — Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) menyampaikan telah memiliki rencana pengembangan perseroan untuk tahun 2025. Salah satunya adalah dengan melakukan penetrasi untuk produk obat-obatan onkologi di wilayah Asean.
Corporate External Communication KLBF Hari Nugroho mengatakan bahwa perusahaan akan fokus untuk melanjutkan inovasi obat-obatan biologi dan ekosistem onkologi serta terus mendukung program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
"Ke depan [2025], Kalbe Farma akan mengembangkan penetrasi obat-obatan onkologi di Asia Tenggara," katanya saat ditanyai Bisnis, Selasa (3/12/2024).
Selain itu, dia mengatakan bahwa untuk lini bisnis produk konsumen, Kalbe Farma melanjutkan pengembangan produk kategori preventif dan wellness.
Selanjutnya, dia mengungkap untuk lini bisnis nutrisi, Kalbe Farma berfokus melakukan pengembangan produk kategori ready- to-drink dan produk dengan harga lebih terjangkau (affordable) agar dapat mendorong pertumbuhan.
"Di samping itu, Kalbe mengembangkan bisnis distribusi melalui pengembangan alat kesehatan," tambahnya.
Baca Juga
Sebelumnya, Hari mengatakan bahwa PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) menargetkan pencapaian laba bersih sebesar 13 - 15% hingga akhir 2024.
"Target pendapatan hingga akhir tahun adalah 6 - 7%, sedangkan target laba bersih per saham adalah 13 - 15%," katanya saat dihubungi Bisnis, Selasa (3/12/2024).
Dia menjelaskan bahwa untuk mencapai target tersebut, Kalbe Farma menerapkan strategi dengan mempertahankan penjualan melalui seluruh lini bisnis, yaitu obat resep, produk konsumen, produk nutrisi, serta distribusi dan logistik.
Adapun berdasarkan laporan keuangan, PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) mencatat kenaikan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp2,37 triliun hingga kuartal III/2024.
Jumlah tersebut mencapai kenaikan signifikan sebesar 15,2% dibanding periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp2,06 triliun hingga kuartal III/2023.
Senada dengan itu, penjualan bersih KLBF juga meningkat 7,4% menjadi Rp24,23 triliun hingga kuartal III/2024, dari sebelumnya Rp22,56 triliun pada periode yang sama tahun lalu.