Bisnis.com, JAKARTA – Emiten kontraktor pelat merah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) berencana melanjutkan penjualan sejumlah aset investasi di sektor jalan tol hingga proyek infrastruktur air guna memperkuat fundamental perusahaan.
Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya mengatakan beberapa aset dengan kepemilikan minoritas yang akan dilepas perseroan, antara lain ruas Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) dan Tol Soreang-Pasirkoja (Soroja).
“Jadi, sudah selesai proyeknya dan sekarang kami sedang mengerjakan untuk divestasi, seperti ada beberapa tol yang memang di situ WIKA sebagai minoritas,” ujarnya dalam paparan publik, Kamis (28/11/2024).
Di samping itu, dia menuturkan perusahaan juga berencana melepas aset proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Jatiluhur yang berlokasi di Bekasi Timur, Jawa Barat. Porsi saham WIKA dalam proyek ini mencapai 88,38%.
“Kita lihat nanti hasilnya [divestasi] yang kemungkinan bisa saja di akhir tahun ini atau kuartal pertama tahun 2025,” tutur Mahendra.
Dalam beberapa tahun ke depan, emiten BUMN Karya ini tidak akan melakukan ekspansi bisnis dan hanya berfokus pada bisnis utama perseroan. Langkah itu diharapkan mampu memperbaiki likuiditas dan arus kas ke depan.
Baca Juga
Sampai dengan kuartal III/2024, WIKA meraih laba bersih sebesar Rp741,43 miliar atau berbalik dari tahun lalu yang menorehkan rugi bersih Rp5,84 triliun.
Kenaikan laba bersih perusahaan terjadi di tengah kinerja pendapatan yang menurun 16,78% secara tahunan menjadi Rp12,54 triliun sepanjang Januari – September 2024. Koreksi itu dikontribusi oleh segmen infrastruktur dan gedung yang membukukan pendapatan senilai Rp6,01 triliun, melemah 25,67% year on year (YoY).
Turunnya pendapatan WIKA juga diikuti oleh beban pokok yang menyusut dari Rp13,86 triliun menjadi Rp11,48 triliun. Hal itu membuat perseroan mencatatkan laba kotor sebesar Rp1,06 triliun atau melemah 12,71% secara tahunan.
Meski demikian, penurunan laba kotor mampu ditambal oleh pendapatan lain-lain yang meraih Rp5,25 triliun. Mayoritas nilai tersebut berasal dari keuntungan restrukturisasi dengan nilai mencapai Rp4,48 triliun.
Alhasil, WIKA meraih laba usaha Rp3,94 triliun atau berbalik dari rugi Rp3,66 triliun. Emiten konstruksi pelat merah ini juga mencatatkan laba sebelum pajak penghasilan sebesar Rp728,05 miliar sepanjang Januari – September 2024.
Dari sisi neraca keuangan, perseroan membukukan aset Rp66,98 triliun hingga September 2024 atau naik 1,52% year to date (YtD). Adapun liabilitas menguap 10,08% YtD menjadi Rp50,72 triliun dan ekuitas melonjak 214,47% YtD ke Rp16,26 triliun.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.