Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Pelepasan Tokopedia pada GOTO, Bisa Impas atau Cuan Tipis Akhir 2024

CEO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) Patrick Walujo meyakini adjusted EBITDA perseroan dapat mencapai titik impas sejak melantai di bursa 3 tahun lalu.
Direktur Utama sekaligus CEO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. Patrick Walujo memaparkan kinerja perseroan per kuartal III/2024./Bisnis-Hendri T. Asworo
Direktur Utama sekaligus CEO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. Patrick Walujo memaparkan kinerja perseroan per kuartal III/2024./Bisnis-Hendri T. Asworo

Bisnis.com, JAKARTA—Direktur Utama sekaligus CEO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) Patrick Walujo buka-bukaan mengenai kinerja perseroan. Emiten berkode saham GOTO itu diyakini dapat mencapai bisnis impas sejak melantai di bursa 3 tahun lalu itu.

Hal tersebut disampaikan Patrick Walujo di hadapan media di Jakarta, Senin (4/11/2024) malam. Dalam kesempatan itu, dia menekankan tolok ukur kinerja GOTO dengan indikator adjusted EBITDA.

Menurut Patrick Walujo, EBITDA yang disesuikan lebih mendekati kondisi arus kas perseroan dibandingkan dengan menggunakan indikator lainnya, misal EBITDA atau net margin.

Adjusted EBITDA (earnings before interest, taxes, depreciation, and amortization) adalah indikator keuangan yang bukan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Indikator ini mengesampingkan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi.

Dalam hal ini, GOTO mengesampingkan komponen Employee Stock Ownership Plan (ESOP) di adjusted EBITDA. ESOP adalah program kepemilikan saham untuk karyawan di perusahaan tempatnya bekerja.

Adjusted EBITDA adalah proxy [merepresentasikan] operating cash flow kita. Di EBITDA kita masukan kompensasi ESOP, di adjusted EBITDA kita tidak termasuk ESOP, karena ESOP bukan cash, ini proxy paling dekat ke operating cash flow kita,” kata Patrick Walujo.

Patrick Walujo menjelaskan, EBITDA yang disesuikan perseroan mulai positif pada kuartal IV/2023. Namun, secara kumulatif GOTO masih mencatatkan adjusted EBITDA negatif pada 2023 sekitar US$250 juta.

Dia optimistis pada tahun ini mampu mencapai adjusted EBITDA atau bisnis impas dengan melihat tren kinerja hingga kuartal III/2024, meskipun pada kuartal I dan kuartal II sempat negatif.

“Pada kuartal I kita negatif US$14 juta-US$15 juta, kuartal II single digit negatif. Pada kuartal III kita mencatatkan adjusted [EBITDA] positif, dan berdasarkan pada hari ini, tren kita kuartal IV positif, kalau dijumlah semua, GOTO mencapai target 2024 kita tidak ada breakeven, tapi sedikit profit,” terang Patrick.

Pada kuartal III/2024 GOTO mencatatkan adjusted EBITDA Rp137 miliar, yang merupakan tertinggi sepanjang masa. EBITDA yang disesuaikan ini meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya minus Rp559 miliar.

Adjusted EBITDA positif ini ditopang oleh lini bisnis on demand services atau Gojek sebesar Rp156 miliar, dari periode yang sama tahun sebelumnya minus Rp48 miliar. Adapun, GOTO Financial mencatatkan adjusted EBITDA negatif sebesar Rp65 miliar, turun dari periode sebelumnya Rp388 miliar.

Secara keseluruhan, GOTO masih mencatatkan rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp4,31 triliun pada kuartal III/2024. Angka itu berkurang 55% dibandingkan dengan periode yang sama 2023 sebesar Rp9,54 triliun.

GOTO membukukan pendapatan bersih sebesar Rp11,66 triliun, naik sebesar 11% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp10,51 triliun.

Biaya dan beban GOTO menyusut signifikan, yakni 29% menjadi Rp13,71 triliun dari Rp19,31 triliun. Rugi usaha pun turun menjadi Rp2,05 triliun dari Rp8,79 triliun.

Dampak Pelepasan Tokopedia ke GOTO


Penurunan rugi itu tak lepas dari langkah GOTO mendivestasikan Tokopedia ke TikTok pada tahun lalu. Hal itu langsung memangkas kerugian GOTO cukup signifikan. Hingga kuartal III/2024 diketahui Tokopedia mencatatkan rugi Rp4 triliun.

Dengan porsi saham sekitar 25%, membuat kontribusi GOTO sekitar Rp1 triliun. Simon Tak Leung Ho, Chief Financial Officer GOTO menyampaikan kerugian itu tidak berdampak langsung pada perseroan karena tidak dibukukan secara konsolidasi.

“Secara perhitungan kerugian Tokopedia ke kita Rp1 triliun, tapi ini non-cash, tidak mempengaruhi arus kas kami, pada saat yang sama tidak membebani perusahaan,” ujarnya.

Bahkan, menurutnya, perseroan diuntungkan dari pendapatan komisi transaksi TikTok Tokopedia. GOTO menerima pendapatan bersih dari e-commerce service fee sebesar Rp439 miliar hingga kuartal III/2024, dari sebelumnya tidak ada.

Pendapatan lainnya dari TikTok Tokopedia berupa margin dari pinjaman. Tercatat, penyaluran pembiayaan GOTO melesat 3 kali lipat dari kuartal III/2023 Rp1,4 triliun menjadi Rp4,3 triliun pada kuartal III/2024. Kontribusi pinjaman terbesar diperoleh dari Tiktok Tokopedia sebesar 45%. Kemudian diikuti Gojek 40% dan Gopay 15%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hendri T. Asworo
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper