Kala itu, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan ada sejumlah hal yang perlu ditingkatkan PHE, sebelum nantinya dipertimbangkan untuk menggelar IPO.
Kartika mengatakan bahwa PHE saat ini sedang difokuskan untuk menggenjot eksplorasi dan produksi, serta meningkatkan merger and acquisition (M&A) di luar negeri.
“Dengan harapan, nanti produksi dan kapasitas mereka dalam negeri bisa meningkat dan mempunyai sumur-sumur luar negeri. Dan, baru setelah itu kami akan pertimbangkan lagi [untuk IPO],” ujarnya.
2. PT Pertamina International Shipping (PIS)
Selanjutnya, PIS menargetkan melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada akhir 2025.
Corporate Secretary PIS M. Aryomekka Firdaus mengatakan bahwa IPO tersebut dilakukan guna memperbesar pendapatan dari perusahaan.
“Jadi itu merupakan salah satu cara dari beberapa corporate action kita, kita rencanakan IPO itu sekitar awal tahun 2026 atau akhir tahun 2025,” kata Aryomekka, Kamis (5/9/2024).
Baca Juga
Aryo menyampaikan, target IPO pada akhir 2025 bukan tanpa alasan. Sebab, saat ini perusahaan sedang melakukan pembenahan internal terlebih dahulu.
Adapun, PIS menargetkan dapat membukukan pendapatan senilai US$8,9 miliar pada 2034. Target ini hampir tiga kali lipat dibandingkan pendapatan pada 2023 yang mencapai US$3,3 miliar.
Aryo menuturkan, langkah melantai di bursa merupakan salah satu upaya PIS untuk mencapai target pendapatan pada 2034 tersebut.
“Tapi kita melihat rencana IPO ini sebagai salah satu upaya kita untuk mencapai aspirasi revenue di 2034 ini,” ucapnya.
Sementara itu, sepanjang semester I/2024, PIS mampu membukukan laba sebesar US$280,9 juta atau sekitar Rp4,33 triliun (kurs jisdor Rp15.410). Perolehan ini naik 103% dibandingkan periode serupa pada tahun lalu yang berada di angka US$138,5 juta.