Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Perkasa, Rupiah Dibuka Melemah Sentuh Rp15.610

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah pada perdagangan hari ini menyentuh level Rp15.610 per dolar AS, Senin (14/10/2024).
Karyawati menunjukkan mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati menunjukkan mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Senin (14/10/2024),  menyentuh level Rp15.610 per dolar AS. Rupiah melemah bersama dengan mata uang lainnya di kawasan Asia.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka melemah 0,21% atau 32,5 poin ke level Rp15.610. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,16% ke level 103,05.

Sementara itu, beberapa mata uang kawasan Asia Pasifik dibuka bervariasi. Yen Jepang dibuak turun 0,07%, dolar Hong Kong melemah 0,02%, won Korea Selatan melemah 0,59%, dan yuan China melemah 0,17%.

Kemudian rupee India melemah 0,11%, ringgit Malaysia turun 0,13%, peso Filipina turun 0,12%, dan baht Thailand yang dibuka melemah 0,45%.

Melansir Reuters, investor berjuang untuk mencapai pandangan yang sama mengenai janji stimulus ekonomi China yang dibuat selama akhir pekan. Meskipun stimulus ini bersifat luas, akan tetapi masih minim dalam hal perincian. 

Menteri Keuangan China Lan Foan dalam konferensi pers menyampaikan akan berjanji untuk secara signifikan meningkatkan utang, tetapi meninggalkan investor dalam ketidakpastian mengenai besaran stimulus secara keseluruhan. 

"Kebanyakan investor percaya keputusan Beijing untuk merestrukturisasi utang pemerintah daerah dan perumahan dengan menggunakan dana pemerintah pusat lebih signifikan daripada yang diyakini banyak investor asing," kata para analis di Morgan Stanley. 

Sementara itu, pergerakan mata uang dolar AS mendapatkan dorongan dari berkurangnya ekspektasi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve bulan depan. 

Para traders telah menghapus kemungkinan pemotongan suku bunga 50 basis points dari The Fed pada November. Hal ini setelah data minggu lalu menunjukkan consumer price naik sedikit lebih dari yang diperkirakan pada September dan rilis ekonomi terbaru juga menekankan kekuatan pasar tenaga kerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper