Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas Hari Ini (29/8): Emas dan Minyak Mentah Rebound dari Zona Merah

Harga komoditas emas dan minyak mentah bergerak stabil pada perdagangan hari ini, Kamis (29/8/2024) usai melemah pada perdagangan sebelumnya.
Pekerja mengeluarkan emas batangan yang sudah didinginkan dari cetakan di pabrik pengecoran. Bloomberg/Andrey Rudakov
Pekerja mengeluarkan emas batangan yang sudah didinginkan dari cetakan di pabrik pengecoran. Bloomberg/Andrey Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA – Harga komoditas emas dan minyak mentah bergerak stabil pada perdagangan hari ini, Kamis (29/8/2024) usai melemah pada perdagangan sebelumnya.

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot menguat 0,37% ke level US$2.513,87 per troy ounce pada pukul 08.29 WIB. Sementara itu, harga emas berjangka Comex kontrak Desember 2024 terpantau menguat 0,3% ke level US$2.545,3 per troy ounce.

Harga emas rebound ssetelah tergelincir dari level tertinggi sepanjang masa pekan lalu akibat penguatan dolar AS yang membuat logam mulia ini menjadi lebih mahal bagi sebagian besar pembeli.

Pada perdagangan Rabu, harga emas sempat turun hingga 1,2% karena dolar AS naik tipis di tengah spekulasi investor membeli mata uang AS untuk penyeimbangan kembali portofolio akhir bulan.

Kepala analis komoditas Saxo Bank A/S Ole Hansen mengatakan dolar AS menjadi pemicu pergerakan harga emas sepanjang pekan ini, selain aksi profit taking karena emas menyentuh level all time high.

“Data AS telah gagal memberikan dorongan lebih lanjut pada emas, sehingga godaan bagi para pedagang untuk membukukan keuntungan setelah jangka panjang telah meningkat,” ungkapnya seperti dikutip Bloomberg.

Para pelaku pasar kini mengalihkan perhatian ke data inflasi yang akan dirilis pada hari Jumat, yang dapat memberikan petunjuk mengenai seberapa cepat suku bunga akan dipangkas setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell pekan lalu mengkonfirmasi waktunya telah tiba untuk melakukan pelonggaran.

Inflasi inti AS diperkirakan turun menjadi 2,1%, sedikit di atas target 2% bank sentral. Suku bunga yang lebih rendah sering kali dipandang sebagai hal yang positif untuk harga emas.

Minyak Mentah

Sementara itu, harga minyak global bergerak stabil pada perdagangan Kamis (29/8/2024) setelah anjlok kemarin. Hal tersebut seiring dengan penurunan persediaan minyak mentah AS yang lebih kecil dari perkiraan dan berlanjutnya kekhawatiran atas permintaan China mengimbangi sentimen gangguan pasokan dari Libya.

Mengutip Reuters pada Kamis (29/8/2024), harga minyak mentah berjangka jenis Brent turun 1 sen, atau 0,01%, menjadi US$78,64 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) menguat naik 8 sen, atau 0,1%, menjadi $74,60.

Harga kedua jenis minyak tersebut turun lebih dari 1% pada perdagangan kemarin setelah data menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun 846.000 barel menjadi 425,2 juta barel pada minggu lalu. Jumlah tersebut lebih rendah dari ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan penurunan sebesar 2,3 juta barel.

Namun, kerugian dibatasi oleh kekhawatiran atas gangguan pasokan dari Libya, yang merupakan anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Sejumlah ladang minyak di Libya telah menghentikan produksinya di tengah perebutan kendali bank sentral negara tersebut. Salah satu perusahaan konsultan memperkirakan gangguan produksi antara 900.000 dan 1 juta barel per hari (bph) selama beberapa minggu.

Adapun, Libya memproduksi sekitar 1,18 juta barel minyak per hari pada periode Juli 2024 lalu.

"Masalah sisi pasokan terus membayangi pasar. Output Libya turun lebih dari setengahnya minggu ini di tengah perselisihan politik. Output berisiko turun lebih jauh karena semakin banyak ladang minyak yang ditutup,” kata ANZ Research dalam sebuah catatan.

Harapan bahwa bank sentral AS akan mulai memotong suku bunga bulan depan juga mendukung harga minyak, dengan Presiden Federal Reserve Bank of Atlanta Raphael Bostic mengatakan bahwa dengan inflasi yang semakin turun dan pengangguran yang meningkat lebih dari yang diperkirakan, mungkin sudah waktunya untuk melakukan pemotongan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper