Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Hari Ini Kamis (25/7) Dibuka Melemah

Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar hari ini Kamis (25/7) dibuka melemah.
Karyawan menata uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menata uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar hari ini dibuka melemah ke level Rp16.247 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis (25/7/2024). 

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka turun 0,20% atau 32 poin ke posisi Rp16.247 per dolar AS, sementara itu, indeks dolar terpantau bergerak melemah 0,07% ke level 104.045. 

Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,67%, dolar Hong Kong naik 0,01%, dan yuan China menguat 0,01%. 

Sementara itu, mata uang yang melemah adalah dolar Singapura 0,04%, won Korea sebesar ,46%, peso Filipina melemah 0,14%, rupee India sebesar 0,02%, ringgit Malaysia sebesar 0,02% dan baht Thailand sebesar 0,16%. 

Sebelumnya, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang  Rp16.200 hingga Rp16.250 per dolar AS pada hari ini. 

Ibrahim menjelaskan sebagian pelaku pasar masih bias terhadap dolar AS, di tengah ketidakpastian Pilpres AS usai Joe Biden mundur dan mendukung Wakil Presiden Kamala Harris untuk melawan Trump. 

Di Asia, Bank of Japan (BoJ) selanjutnya menetapkan suku bunga pada 31 Juli 2024. Sebagian besar ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan BoJ akan mempertahankan suku bunganya pada pertemuan tersebut. Terakhir kali mereka menaikkan suku bunga pada Maret 2024 ke kisaran 0%-0,1% dari -0,1%.

Sementara itu, pasar China mengalami penurunan yang berkepanjangan dalam beberapa sesi terakhir karena sentimen terhadap negara tersebut memburuk akibat data perekonomian yang mengecewakan, terutama data yang menunjukkan pertumbuhan yang lebih lambat dari perkiraan pada kuartal kedua.  

"Ketidakpastian mengenai pemilihan presiden AS juga membebani sentimen terhadap China, karena para investor berspekulasi mengenai dampak perubahan dalam pemerintahan AS terhadap sikap Washington terhadap negara tersebut," jelasnya dalam riset, dikutip Kamis (25/7/2024). 

Dari dalam negeri, pasar terus memantau kondisi utang pemerintah yang membengkak dan sudah berada dalam posisi tidak aman. Berdasarkan data dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) posisi utang pemerintah pada Mei 2024 mencapai Rp8.353,02 triliun. 

Rasio utang pemerintah terhadap pendapatan saat ini sudah mencapai 300%. Angka tersebut lebih tinggi bila dibandingkan posisi 31 Desember 2023 yang sebesar 292,6%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper