Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Menguat ke Rp15.623 Bareng Mata Uang Asia, Dolar AS Loyo

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat ke level Rp15.623 pada perdagangan hari ini, Kamis, (18/1/2024).
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Selasa (5/9/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Selasa (5/9/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat ke level Rp15.623 pada perdagangan hari ini, Kamis, (18/1/2024) setelah kemarin Bank Indonesia (BI) mengumumkan menahan BI rate di level 6%. Mayoritas mata uang Asia lainnya juga terpantau menguat sedangkan dolar AS loyo.

Mengacu data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup menguat 0,12% atau 19,5 poin ke level Rp15.623 per dolar AS, setelah ditutup lesu pada perdagangan kemarin. Sementara itu, indeks mata uang Negeri Paman Sam terpantau melemah 0,10% ke posisi Rp103,35.

Mayoritas mata uang kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Misalnya, dolar Singapura naik 0,05%, yen Jepang naik 0,20%, dolar Hongkong menguat 0,02%, dan dolar Taiwan menguat 0,12%. 

Selanjutnya, won Korea melesat 0,41%, peso Filipina naik 0,12%, dan baht Thailand menguat 0,01%. Sedangkan yuan China dan ringgit Malaysia melemah tipis masing-masing 0,01%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, ketidakpastian mengenai kapan The Fed akan mulai menurunkan suku bunga telah membantu dolar pulih pada tahun ini setelah terpukul keras pada akhir tahun 2023, karena sikap dovish The Fed pada pertemuan FOMC Desember 2023.

"Ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga di Maret 2024 telah berkurang menjadi peluang 62,2% dibandingkan perkiraan 76,9% di sesi sebelumnya, menurut FedWatch Tool dari CME," ujar Ibrahim dalam riset Kamis, (18/1/2024).

Selain itu, inflasi harga konsumen Inggris naik untuk pertama kalinya dalam 10 bulan pada Desember 2023, meningkat menjadi 4% secara tahunan dari level terendah dalam lebih dari dua tahun sebesar 3,9% pada November 2023. Hal ini mengakibatkan para pelaku pasar mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga Bank of England dalam beberapa bulan mendatang.

Adapun, pernyataan hawkish dari sejumlah pejabat Bank Sentral Eropa mengenai perlunya menyelesaikan tugas mengendalikan inflasi. Inflasi konsumen Eropa diperkirakan akan terkonfirmasi pada sesi ini dengan kenaikan menjadi 2,9% pada Desember 2023, dari 2,4% pada bulan sebelumnya, membalikkan penurunan enam bulan berturut-turut. 

Sedangkan di Asia, ekonomi China tumbuh sedikit lebih rendah dari perkiraan pada kuartal IV/2023, dan hampir tidak melampaui perkiraan pemerintah sebesar 5% untuk pertumbuhan pada tahun 2023.

Dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Januari 2024 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada tingkat 6%. Dengan mempertimbangkan volatilitas pasar keuangan global yang masih berlangsung.

Menurut Ibrahim, ada sejumlah kriteria bagi BI untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga. Pertama, seberapa cepat penguatan nilai tukar rupiah. Kedua, tetap terkendalinya inflasi, khususnya inflasi inti dan inflasi pangan. Ketiga, perkembangan dukungan kredit dalam pembiayaan ekonomi yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, Indonesia berhasil mencapai surplus sebesar US$3,3 miliar di Desember 2023, meningkat dari US$2,4 miliar di bulan sebelumnya. Berlanjutnya surplus perdagangan ini berhasil mendukung cadangan devisa yang mencapai US$146,4 miliar di akhir tahun 2023, meningkat dari US$137,2 miliar di tahun 2022.

"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah diprediksi fluktuatif namun ditutup melemah di rentang  Rp15.600- Rp15.670," pungkasnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper