Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pengelola gerai MR D.I.Y, PT Daya Intiguna Yasa Tbk. (MDIY) membidik pengelolaan 1.000 jaringan toko pada 2025. Ekspansi dilakukan usai perseroan meraih dana initial public offering (IPO) Rp4,15 triliun.
Sampai dengan semester I/2024, perusahaan telah mengoperasikan 824 toko MR DIY. Seluruh toko dikelola secara langsung atau tidak melalui sistem waralaba.
Head of Marketing Communication MR DIY Indonesia Ria Sutrisno mengatakan sebagian dana IPO akan digunakan untuk ekspansi gerai ke sejumlah daerah potensial. Langkah ini bertujuan memenuhi komitmen perusahaan dalam menyediakan peralatan rumah tangga yang mudah diakses masyarakat.
“Harapannya, kami bisa tumbuh lebih banyak untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas. Targetnya, kami ingin mencapai lebih dari 1.000 toko di tahun depan,” ujarnya kepada awak media di Jakarta, Kamis (19/12/2024).
Ria menjelaskan bahwa fokus pembukaan toko MR DIY tergantung pada lokasi yang dibidik. Jika satu daerah belum memiliki mal, maka perseroan akan membuka gerai baru dalam bentuk rumah toko alias ruko.
“Sebaliknya, jika di lokasi tersebut ada mal yang strategis dan dekat dengan pelanggan kami, maka kami akan membuka toko di dalam mal tersebut,” ucapnya.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, MDIY memperoleh dana Rp4,15 triliun dari penawaran umum perdana saham. Perseroan tercatat menawarkan 2,51 saham atau setara 10% dari modal ditempatkan dengan banderol Rp1.650 per saham.
Di sisi lain, Presiden Direktur MR DIY Indonesia Edwin Cheah menambahkan bahwa perseroan akan terus mendorong ekspansi jaringan toko dengan menjangkau daerah-daerah baru, termasuk kota-kota kecil secara merata.
Langkah tersebut, lanjutnya, dinilai mampu mendekatkan produk perusahaan kepada lebih banyak pelanggan sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
“Kami berkomitmen untuk tetap relevan dengan kebutuhan pasar yang dinamis. Dengan terus meningkatkan efisiensi dan memperluas jangkauan, MR DIY siap memperkuat posisinya sebagai pemimpin di pasar ritel non-grocery,” ucapnya.
Berdasarkan data Frost & Sullivan, segmen ritel non-grocery di Indonesia memiliki total addressable market (TAM) sebesar US$18,4 miliar. Segmen ini diperkirakan bertumbuh dengan CAGR sebesar 8% selama periode 2023 – 2028.
Pertumbuhan tersebut didorong oleh sejumlah faktor, termasuk perkembangan ekonomi, urbanisasi, peningkatan populasi, dan kenaikan pendapatan masyarakat.
Edwin menyatakan dengan penetrasi pasar sebesar 1,9% pada 2023, MDIY melihat peluang untuk memperluas pangsa pasar dengan memanfaatkan momentum pertumbuhan industri ritel non-grocery alias non-pangan.
“Kami berada dalam posisi yang kuat untuk memanfaatkan momentum ini,” tuturnya
_______________________
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.