Bisnis.com, JAKARTA - Emiten perkebunan sawit milik crazy rich Medan Suwandi Widjaja, PT Sumber Tani Agung Resources Tbk. (STAA), sukses masuk dalam jajaran indeks FTSE micro cap usai rebalancing yang dilakukan dalam semi annual review September 2023.
Adapun, Financial Times Stock Exchange (FTSE) Russel Group merupakan organisasi finansial di Inggris yang memiliki spesialisasi menyediakan indeks untuk acuan pasar keuangan global.
Saham-saham penghuni indeks FTSE dinilai memiliki fundamental yang kuat dan likuiditas baik, serta berpotensi menjadi pertimbangan investor, baik investor lokal maupun investor asing.
"Hal ini menjadi bukti STAA adalah perseroan yang memiliki fundamental yang solid dan didukung oleh likuiditas yang baik," ujar Head of Investor Relation STAA Edward Wijaya dalam keterangannya, dikutip Selasa (29/8/2023).
Edward mengatakan, dengan masuknya STAA ke Indeks FTSE menjadi sebuah katalis positif baru bagi perseroan untuk mencapai target-target yang ditetapkan sebelumnya oleh perseroan dan memberikan nilai tambah kepada para seluruh pemegang saham dan stakeholder STAA.
Adapun, STAA saat ini sedang dalam proses ekspansi berkelanjutan, salah satunya dengan mengembangkan bisnis di bidang refinery atau downstream yang dapat memberi nilai tambah terhadap pasar ekspor.
Baca Juga
“STAA terus berupaya untuk merealisasikan kegiatan hilirisasinya dalam operasional perseroan yang akan dimulai di tahun 2024,” kata Edward.
Hilirisasi di bidang downstream dimulai dengan pembangunan pabrik minyak goreng yang berlokasi di Dumai, Provinsi Riau di atas lahan seluas sekitar 38 hektare, dengan kapasitas produksi 2.000 ton per hari, dan tangki timbun dengan kapasitas 64.000 metrik ton.
Pabrik minyak goreng tersebut dilengkapi dengan fasilitas penunjang dermaga milik sendiri yang akan mempermudah lalu lintas kapal untuk keperluan ekspor. Progres proyek saat ini dalam tahapan pekerjaan konstruksi dan dalam waktu dekat akan dilakukan penerimaan mesin-mesin impor dari vendor secara bertahap.
Ditinjau kinerja keuangannya, penjualan STAA turun menjadi Rp2,33 triliun pada semester I/2023, dibandingkan periode yang sama 2022 sebesar Rp2,98 triliun. Penjualan perseroan meliputi minyak sawit, inti sawit, minyak inti sawit, tandan buah segar, dan lain-lain.
Alhasil, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun menjadi Rp220,62 miliar, dibandingkan semester I/2022 sebesar Rp632,25 miliar.