Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IPO Multisarana Intan (MSEI) dan Upaya BEI Mengukir Sejarah Baru

IPO PT Multisarana Intan Eduka Tbk (MSIE) pada hari ini, Kamis (10/8/2023), kian mendekatkan BEI untuk memecahkan rekor pencatatan tertinggi sepanjang sejarah.
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA —  PT Multisarana Intan Eduka Tbk. (MSIE), perusahaan yang bergerak dalam sektor properti dan real estat, bakal melakukan initial public offering (IPO) pada hari ini, Kamis (10/8/2023). MSIE akan menjadi perusahaan tercatat ke-63 yang tercatat di BEI pada tahun 2023.

Berdasarkan prospektus, calon emiten yang akan menggunakan kode MSIE ini akan menerbitkan 417,3 juta saham baru atau setara 27,50 persen dari modal di tempatkan dan disetor penuh setelah IPO dengan nominal Rp10 per saham. 

MSIE menawarkan saham di rentang harga Rp100 per saham. Alhasil dana segar yang dapat diperoleh MSIE maksimal sebesar Rp41,7 miliar. 

Selain menawarkan saham biasa, MSIE juga akan menerbitkan waran seri I sebanyak 208,65 juta atau sebanyak 18,97 persen dari jumlah total saham. Adapun rasio waran yaitu 1:2 terhadap saham. Waran seri I memiliki harga pelaksanaan sebesar Rp250 per saham, maka total dana hasil pelaksanaan waran sebesar Rp52,16 miliar. 

Calon emiten yang bergerak di bidang real estate ini akan menggunakan 70 persen dana dari IPO untuk pengadaan lahan baik melalui akuisisi ataupun sewa atau kerja sama jangka panjang serta pembangunan gedung sekolah baru yang ditargetkan berada di Jawa Tengah dan Bali. 

Sekitar 30 persen akan digunakan untuk modal kerja yang akan digunakan Perseroan untuk membiayai aktivitas operasional rutin dari manajemen properti Perseroan seperti biaya karyawan, biaya perawatan. 

Adapun dana yang diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri I, seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas operasional rutin dari manajemen properti Perseroan seperti biaya karyawan, biaya perawatan dan perbaikan ringan gedung (maintenance properti), dan biaya operasional lainnya.

MSIE sendiri bergerak di bidang real estat dan aktivitas penyewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi, ketenagakerjaan, agen perjalanan dan penunjang usaha lainnya. Berkedudukan di Surabaya, Jawa Timur. MSIE juga menunjuk MNC sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Jumlah IPO saham pada 2023 tercatat telah melampaui 2022 ketika 59 perusahaan melantai di BEI. Kemarin, Rabu (9/8/2023), PT Mutuagung Lestari Tbk. (MUTU), PT Humpuss Maritim International Tbk. (HUMI), dan PT Lupromax Pelumas Indonesia Tbk. (LMAX) resmi mencatatkan sahamnya untuk pertama kali dan menjadi perusahaan ke-60, 61 dan 62 yang tercatat tahun ini.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengemukakan rekor IPO sejauh ini dipegang oleh tahun 1990 ketika 66 perusahaan menggelar IPO. Adapun antrean IPO atau pipeline pencatatan saham perdana per 4 Agustus 2023 menyisakan 38 perusahaan.

Dengan asumsi calon emiten dalam pipeline tidak berubah, maka antrean kini per hari ini berjumlah 29 perusahaan (termasuk MSEI) karena 9 perusahaan telah resmi listing pada 7—9 Agustus 2023.

“Mudah-mudahan IPO saham tahun ini mencetak rekor sepanjang sejarah pasar modal, mengingat pada 1990 pencatatan mencapai 66 emiten dan itu tertinggi dalam sejarah sebelum swastanisasi. Kalau tembus 67 berarti sudah rekor sepanjang sejarah,” kata Nyoman Yetna kepada wartawan, Rabu (9/8/2023).

Antrean Pipeline BEI Masih Sesuai Jadwal

Nyoman mengemukakan bahwa rencana IPO perusahaan dalam pipeline sejauh ini masih sesuai jadwal. Meski demikian, dia memberi catatan soal potensi penundaan seiring dengan kewajiban calon emiten untuk melaporkan kinerja keuangan terkini sesuai periode atau jadwal IPO-nya.

“Beberapa [yang menunda] itu bukan karena apa-apa, tetapi menyesuaikan dengan laporan keuangannya agar update untuk posisi terbaru lagi,” tambah Nyoman.

Adapun untuk target penerbitan 200 efek baru pada 2023, Nyoman mengatakan realisasi sejauh ini telah melampaui 90 persen. Penerbitan efek baru sendiri mencakup saham baru, obligasi, waran terstruktur, kontrak investasi kolektif (KIK), dana investasi infrastruktur (Dinfra), exchange traded fund (ETF) dan efek beragun aset (EBA).

“Semua instrumen capaiannya lebih dari 90 persen. Mudah-mudahan sampai akhir tahun tercapai terutama untuk ekuitas yang mencapai rekor terbaru lagi,” katanya.

Sampai 4 Agustus 2023, 53 perusahaan baru telah mencatatkan saham di BEI dengan dana dihimpun Rp47,9 triliun. Beberapa IPO dengan nilai jumbo yang telah tercatat tahun ini adalah PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) dengan nilai Rp9,99 triliun, kemudian PT Merdeka Battery Minerals Tbk. (MBMA) sebesar Rp9,18 triliun, dan PT Pertamina Geothermal Tbk. (PGEO) sebesar Rp9,05 triliun.

Pengelola jaringan bioskop Cinema XXI, PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk. (CNMA) menjadi perusahaan dengan nilai IPO jumbo terbaru yang melantai di bursa. CNMA berhasil menghimpun dana IPO sebesar Rp2,25 triliun dan resmi dicatat di BEI pada 2 Agustus 2023.

Nyoman Yetna sebelumnya juga melaporkan bahwa telah diterbitkan 65 emisi dari 47 penerbit efek bersifat utang dan/atau sukuk (EBUS) dengan dana yang dihimpun mencapai Rp74,1 triliun per 4 Agustus 2023.

Selain itu, masih terdapat 17 emisi dari 11 penerbit EBUS yang berada dalam pipeline penerbitan dengan sektor basic material menyumbang paling banyak yakni 4 perusahaan dan disusul industri 3 perusahaan.

Dari aksi rights issue, sejauh ini terdapat 26 perusahaan yang telah menerbitkan saham baru dengan total dana yang dihimpun mencapai Rp36,1 triliun. Dari pipeline, terdapat 24 perusahaan yang berencana menggelar rights issue. Sektor consumer cyclicals dan finansial mendominasi antrean dengan masing-masing 8 perusahaan dalam pipeline dan disusul finansial 5 perusahaan.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper