Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisah Bos VKTR Anindya Bakrie Hampir Ketabrak Bus Listrik Malah Jadi Ide Bisnis

Pada 2018, Anindya Bakrie nyaris tertabrak oleh bus listrik di lingkungan kampusnya di Stanford Univesity, Palo Alto.
Jajaran Komisaris dan Direksi PT VKTR Teknologi  Mobilitas Tbk. (VKTR) (Bisnis/ Rizqi Rajendra) 
Jajaran Komisaris dan Direksi PT VKTR Teknologi  Mobilitas Tbk. (VKTR) (Bisnis/ Rizqi Rajendra) 

Bisnis.com, JAKARTA - Komisaris Utama PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) Anindya Bakrie berbagi pengalamannya yang hampir tertabrak bus listrik, hingga akhirnya hal itu menjadi inspirasi atau ide baginya untuk membangun perusahaan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yakni VKTR.

Mulanya pada Maret 2018 silam, Anindya bercerita dirinya sedang berolahraga lari pagi di lingkungan kampusnya di Stanford Univesity, Palo Alto. California Amerika Serikat. Dia nyaris tertabrak oleh bus listrik, karena kendaraan itu tidak mengeluarkan suara maupun bau asap kendaraan.

"Bus listrik itulah yang hampir menabrak saya yang sedang lari pagi, karena tidak ada bau asap kendaraan maupun suaranya. Jadi saya bertanya-tanya, ‘ini siapa yang buat?’. Lalu, saya berpikir mengapa tidak dibawa saja ke Indonesia? Mungkin ini bisa menjadi suatu perubahan," tuturnya saat Media Gathering VKTR di Jakarta Pusat, Senin, (29/5/2023).

Dia kemudian melakukan riset untuk mencari tahu asal-usul perusahaan bus listrik yang hampir menabraknya itu, yakni BYD Co Ltd. Diketahui, BYD merupakan raksasa kendaraan listrik asal China.

"Ternyata setelah diriset, BYD adalah perusahaan yang mulanya di China, tapi sejak 2008, Warren Buffet investasi di perusahaan tersebut. Waktu itu mereka baru saja masuk industri EV, karena sebelumnya jualan baterai, dan ini yang menyebabkan saya kenal mereka [BYD]," tuturnya. 

Alhasil, Anindya kemudian melakukan berbagai cara agar bisa memboyong bus listrik tersebut ke Indonesia. Singkat cerita, akhirnya VKTR menjalin kerja sama dengan BYD sejak 2018 silam, dengan mengimpor bus listrik secara utuh (completely built up/CBU) untuk digunakan sebagai armada transportasi TransJakarta.

Sejauh ini, TransJakarta telah mengoperasikan sejumlah 52 bus listrik dengan merek BYD yang seluruh unitnya dipasok oleh VKTR. Anindya mengatakan, kebutuhan bus listrik untuk TransJakarta mencapai lebih dari 10.000 unit hingga 2030 mendatang.

Perseroan saat ini masih mendatangkan bus tipe K-9 secara CBU langsung dari pabrik BYD di Shenzhen, China. Ke depan, VKTR mulai merintis proses pembangunan fasilitas perakitan di Indonesia untuk mulai merakit secara lokal (completely knock down/CKD) bus listrik BYD tersebut.

Kendati demikian, selain bus listrik, perseroan juga memfokuskan penjualan truk listrik atau EV Truck dengan potensi pasar yang diproyeksikan akan terus bertumbuh. Oleh karena itu, segmen truk listrik juga diharapkan akan menjadi tulang punggung (backbone) penjualan perseroan.  

Penjualan truk listrik perseroan akan dipasarkan secara B2B atau business-to-business dengan berbagai perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan, perkebunan sawit, dan lain-lain. 

“Dengan dana IPO tersebut kami bisa membuat pabrik sekalian tidak hanya untuk bus listrik tetapi juga truk listrik. Truk itu bagusnya karena jumlah populasinya 5,5 juta unit di seluruh Indonesia dibanding bus yang baru sekitar 213.000 unit. Jadi memang truk itu bisa menjadi tulang punggung juga ke depan," pungkas Anindya.

Adapun VKTR bersiap melakukan ekspansi setelah perseroan menggalang dana melalui penawaran perdana (intial public offering/IPO) saham dan listing di Bursa (IPO) pada 16 Juni 2023. 

VKTR atau Vektor akan melepas 8,75 miliar saham baru dengan nominal Rp10 per saham, jumlah saham ini mewakili 20 persen saham dari modal dan ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Harga penawaran berkisar di rentang Rp100—Rp130 per saham. Alhasil, total dana yang diincar maksimal Rp1,13 triliun.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper