Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Menara Sandiaga Uno (TBIG) Mau Buyback Saham Rp2,5 Triliun

Tower Bersama Infrastructure (TBIG) bakal melakukan buyback saham dalam 3 bulan mulai 4 Mei 2023 hingga 3 Agustus 2023.
Teknisi melakukan perawatan Base Transceiver Station (BTS) di menara milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) di kawasan Gunung Pancar, Kabupaten Bogor, Selasa (30/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Teknisi melakukan perawatan Base Transceiver Station (BTS) di menara milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) di kawasan Gunung Pancar, Kabupaten Bogor, Selasa (30/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten menara grup Saratoga, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) bakal melakukan pembelian kembali atau buyback saham anggaran maksimal Rp2,5 triliun hingga 3 Agustus 2023.

Berdasarkan keterbukaan informasi, Rabu (3/5/2023), emiten grup Sandiaga Uno ini menerangkan aksi buyback paling banyak mengambil 1.132.849.900 saham setara 5 persen dari jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh dengan nilai nominal Rp20 per saham. 

Adapun, pembatasan harga saham buyback TBIG maksimal menggunakan dana sebanyak Rp2,5 triliun yang bakal dilaksanakan dalam 3 bulan mulai 4 Mei 2023 hingga 3 Agustus 2023.

Buyback dilakukan melalui Ciptadana Sekuritas Asia dan menggunakan harga yang dianggap baik dan wajar oleh TBIG sesuai ketentuan.

"Pada saat ini harga saham perseroan tidak mencerminkan kondisi fundamental dan prospek TBIG, pembelian kembali saham diharapkan dapat menjaga stabilitas harga saham di masa yang akan datang," ungkap manajemen dalam keterbukaan.

Menurut perhitungan TBIG, jumlah saham beredar miliknya bakal menyusut menjadi 21,28 miliar saham dengan laba bersih per saham dasar naik dari Rp14,81 menjadi Rp15,6 per saham berdasarkan laporan keuangan per kuartal I/2023.

Berdasarkan laporan keuangan, Jumat (31/3/2022), pendapatan Tower Bersama meningkat 5,58 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp6,52 triliun pada akhir 2022. Pada periode sama 2021, emiten berkode saham TBIG ini membukukan pendapatan Rp6,17 triliun. 

Pendapatan TBIG ini ditopang oleh sewa menara dari sejumlah operator seperti PT Indosat Tbk. (ISAT) sebesar Rp2,19 triliun. 

Kemudian, dari PT Telkomunikasi Selular atau Telkomsel sebesar Rp2,28 triliun. Selanjutnya, PT XL Axiata Tbk. (EXCL) sebesar Rp1,06 triliun, PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) senilai Rp521,26 miliar, PT Smart Telecom Rp381,45 miliar, dan PT Hutchison 3 Indonesia senilai Rp7,52 miliar. 

Selain pendapatan, laba kotor perseroan juga naik tipis menjadi Rp4,74 triliun sepanjang 2022, dari Rp4,70 triliun pada. Laba kotor ini meningkat 0,74 persen secara tahunan. 

Dengan kinerja pendapatan tersebut, laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk perseroan juga terdongkrak 5,74 persen menjadi Rp1,63 triliun pada 2022, dari Rp1,54 triliun pada 2021.

Adapun pada akhir 2022, jumlah aset perseroan tercatat meningkat menjadi Rp43,13 triliun, dari Rp41,8 triliun dari akhir 2021. Jumlah liabilitas TBIG turut naik menjadi Rp32,21 triliun, dari posisi sebelumnya Rp32,08 triliun. 

Sementara itu, total ekuitas perseroan meningkat dari Rp9,78 triliun pada 31 Desember 2021, menjadi Rp10,92 triliun pada 31 Desember 2022. Per 31 Desember 2022, TBIG memiliki 40.884 penyewaan dan 21.870 site telekomunikasi. 

Site telekomunikasi milik TBIG terdiri dari 21.758 menara telekomunikasi dan 112 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 40.772, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) perseroan menjadi 1,87.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper