Bisnis.com, JAKARTA - Emiten Rumah Sakit grup Lippo, PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO) mencatatkan pertumbuhan volume pasien pada kuartal II/2022. Kendati demikian, pendapatan merosot karena berkurangnya kontribusi pasien Covid-19.
Presiden Direktur Siloam International Hospitals Darjoto Setyawan menjelaskan Siloam terus berada pada jalur pertumbuhan positif di lingkungan operasi pasca Covid-19.
"Karena Covid-19 ada di kaca spion kami, manajemen sepenuhnya fokus untuk mengembangkan bisnis non Covid-19 kasus dasar kami. Siloam melanjutkan berinvestasi besar-besaran dalam kemampuan medis selama COVID dan investasi ini sekarang menuai hasil baik secara operasional maupun finansial," jelasnya, Senin (29/8/2022).
Lebih lanjut, penerimaan pasien rawat inap pada semester I/2022 sebanyak 106.939 orang, meningkat 23,9 persen dibandingkan 86.318 orang pada semester I/2021.
Rawat inap harian pada 6 bulan pertama ini stabil meskipun rawat inap Covid-19 hampir tidak ada dibandingkan dengan semester I/2021 dengan hari rawat inap 366.928 orang.
Siloam merawat lebih dari 1,4 juta pasien rawat jalan pada semester I/2022, meningkat sebesar 24,4 persen dibandingkan dengan semester I/2021.
Baca Juga
Jika dibandingkan dengan lingkungan operasi serupa di kuartal I/2022, penerimaan rawat inap , Hari Rawat Inap dan Kunjungan Rawat Jalan masing-masing lebih tinggi sebesar 21,9 persen, 1,2 persen dan 20,7 persen.
Siloam terus mengalami pemulihan volume karena pasien merasa semakin nyaman untuk mencari perawatan medis di rumah sakit pasca dampak COVID.
Volume pasien Siloam tumbuh di kuartal II/2022 dibandingkan dengan kuartal I/2022, meskipun periode Lebaran jatuh dalam kuartal ke-2 yang secara tradisional menyebabkan penurunan volume pasien.
Perseroan hanya memperoleh 3 persen pendapatan dari Covid-19 pada kuartal II/2022, terendah sejak awal Covid-19. Ini hanya mencakup 0,1 persen dari total pendapatan yang berasal dari program penggantian pemerintah.
Rencana transformasi manajemen selama 3 tahun terakhir telah berhasil meningkatkan pendapatan dan memaksimalkan efisiensi biaya. Buktinya, hasil keuangan Siloam pada semester I/2022 dan pertumbuhan signifikan yang telah dicapai dibandingkan dengan sebelum Covid-19.
"Dengan demikian hasil keuangan Siloam di lingkungan operasi saat ini tanpa adanya pendapatan Covid luar biasa. Siloam terus mengalami peningkatan volume pasien di lingkungan operasi pasca Covid-19," tuturnya.
Emiten bersandi SILO ini membukukan pendapatan sebesar Rp3,4 triliun pada semester I/2022, turun 10 persen dibandingkan dengan Semester I/2021.
Siloam membukukan EBITDA sebesar Rp820 miliar pada semester I/2022, turun 14,9 persen dibandingkan dengan semester I/2021. Margin EBITDA dalam semester I/2022 tetap tangguh di 23,9 persen lebih rendah hanya 130 basis poin dibandingkan dengan 25,2 persen pada Semester I/2021.
Dengan demikian, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih SILO dari Rp302,6 miliar turun 30,54 persen menjadi Rp210,3 miliar pada Semester I/2022.
EBITDA pada kuartal II/2022 lebih tinggi dari kuartal ke kuartal sebesar 0,5 persen. Siloam melanjutkan mempertahankan modal kerja yang kuat dengan arus kas operasional sebesar Rp 583 miliar bersama dengan Posisi Kas Bersih di Rp1,28 triliun pada akhir paruh pertama 2022.