Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Lahan Industri Tertekan, Jababeka (KIJA) Catat Pendapatan Rp1,1 Triliun pada Semester I/2021

Jababeka membukukan pendapatan senilai Rp1,11 triliun pada semester I/2021, turun 10,79 persen.
Kawasan Industri Jababeka di Cikarang, Kabupaten bekasi, Jawa Barat./Istimewa
Kawasan Industri Jababeka di Cikarang, Kabupaten bekasi, Jawa Barat./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pengembang lahan industri PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. belum mampu keluar dari pelemahan kinerja pada semester I/2021.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2021, emiten dengan kode saham KIJA membukukan pendapatan senilai Rp1,11 triliun. Realisasi itu turun 10,79 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp1,25 triliun.

Penurunan pendapatan pun kian menekan rugi neto yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi rugi Rp142,75 miliar dari sebelumnya rugi Rp84,23 miliar.

Selain karena penurunan pendapatan, rugi ini juga disebabkan oleh rugi selisih kurs senilai Rp112,5 miliar pada semester I/2021 dibandingkan sebelumnya Rp66,1 miliar.

EBITDA perseroan tercatat senilai Rp330,5 miliar pada semester I/2021, turun 12 persen dibandingkan Rp375,2 miliar pada semester I/2020, sebagian besar sejalan dengan penurunan pendapatan dan laba kotor.

Sekretaris Perusahaan Jababeka Muljadi Suganda menjelaskan pilar land development and property perseroan mengalami penurunan pendapatan sebesar 34,20 persen menjadi Rp436,3 miliar pada semester I/2021 dari sebelumnya Rp663,1 miliar pada semester I/2020.

“Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan penjualan produk industri, yang meliputi tanah matang dan tanah dengan bangunan pabrik,” tulis Muljadi dalam siaran pers, dikutip Sabtu (28/8/2021).

Adapun penjualan tanah matang turun 58,88 persen secara tahunan menjadi Rp217,5 miliar dan penjualan bangunan pabrik turun 37,79 persen secara tahunan menjadi Rp19,14 miliar.

Sebagai tambahan, penjualan tanah matang dari Cikarang dan Kendal masing-masing tercatat Rp31,6 miliar dan Rp 495,4 miliar pada semester I/2020 dibandingkan dengan Rp 37,8 miliar dan Rp 185,2 miliar pada semester I/2021.

Di sisi lain, pilar infrastruktur meningkat sekitar 15 persen menjadi Rp630,4 miliar pada semester I/2021 dari posisi Rp548,1 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Semua segmen infrastruktur mengalami peningkatan pada paruh pertama tahun ini secara year-on-year (yoy). Bekasi Power menjadi kontributor utama peningkatan tersebut yang mengalami peningkatan pendapatan sebesar Rp53,8 miliar karena pembangkit listrik beroperasi lebih banyak pada semester I/2021 yoy.

Selanjutnya, terjadi peningkatan volume peti kemas yang ditangani di dry port, naik 17 persen dari 31.506 TEU di semester I/2020 menjadi 36.717 TEU di semester I/2021.

Selain itu, penyediaan volume air bersih dari layanan infrastruktur perseroan disebut Muljadi mengalami peningkatan sebesar 5 persen dari 6,6 juta meter kubik pada semester I/2020 menjadi 6,9 juta meter kubik pada semester I/2021, sedangkan volume pengolahan air limbah menurun sebesar 2 persen pada periode yang sama, tetapi menunjukkan tren positif.

Selanjutnya pilar leisure & hospitality di Jababeka membukukan peningkatan pendapatan menjadi Rp49,7 miliar pada semester pertama 2021, naik dari sebelumnya Rp 40,3 miliar.

“Peningkatan ini merupakan terutama hasil dari kinerja subsegmen golf dan pariwisata. Segmen golf berkontribusi 65 persen terhadap total pendapatan pilar leisure & hospitality di semester pertama tahun 2021,” tulis Muljadi.

Sementara pendapatan berulang KIJA yang dihasilkan dari bisnis infrastruktur berkontribusi lebih tinggi sebesar 56 persen dari total pendapatan pada semester I/2021, dibandingkan hanya 44 persen pada semester I/2020.

Kontribusi yang lebih tinggi ini terutama ditopang oleh berkurangnya kontribusi dari pilar land development & property pada semester I/2021 dibandingkan tahun sebelumnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper