Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MSCI Depak 3 Perusahaan Teknologi China dari Indeksnya

Keputusan MSCI memangkas China Mobile Ltd., China Telecom Corp. dan China Unicom Hong Kong Ltd. diumumkan pada penutupan bisnis pada hari Jumat (8/1/2021) dan akan berlaku untuk saham perusahaan yang terdaftar di Hong Kong.
Bursa MSCI Asia/Reuters
Bursa MSCI Asia/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - MSCI Inc. akan menghapus tiga perusahaan telekomunikasi besar China dari indeks setelah Amerika Serikat mencatat ketiganya sebagai perusahaan yang berafiliasi dengan militer.

Keputusan MSCI memangkas China Mobile Ltd., China Telecom Corp. dan China Unicom Hong Kong Ltd. diumumkan pada penutupan bisnis pada hari Jumat (8/1/2021) dan akan berlaku untuk saham perusahaan yang terdaftar di Hong Kong.

Keputusan ini akan menambah tekanan jual pada saham-saham perusahaan teknologi China yang telah terbebani selama beberapa minggu terakhir.

Saham China Unicom turun 11 persen di perdagangan pra-pasar di Hong Kong, sementara China Mobile dan China Telecom turun sekitar 10 persen.

Indeks S&P Dow Jones juga mengatakan pada hari Kamis akan menghapus tiga perusahaan telekomunikasi tersebut, setelah sebelumnya membatalkan rencana penghapusan tersebut.

Untuk bagiannya, FTSE Russell menghapus China Mobile dan China Telecom dari Indeks FTSE China 50 yang berlaku mulai pembukaan hari Senin mendatang.

Drama tersebut telah membingungkan investor sejak Donald Trump mengeluarkan perintah eksekutif pada November yang melarang investasi di perusahaan yang dianggap oleh AS dimiliki atau dikendalikan oleh militer China.

Larangan yang tidak jelas ini adalah bagian dari upaya Trump untuk menghukum China di hari-hari akhir masa kepresidenannya. Pemerintahannya telah berusaha untuk memutuskan hubungan ekonomi dan menolak akses perusahaan China ke ibukota AS, terutama yang dinilai menimbulkan ancaman bagi keamanan nasional AS.

Ketiga perusahaan telekomunikasi tersebut mengatakan pada hari Kamis (7/1/2021) bahwa mereka telah mematuhi semua aturan sejak terdaftar di AS dan mereka akan mencari nasihat profesional untuk melindungi hak dan kepentingan mereka yang sah. Perusahaan bahkan menyarankan investor untuk berhati-hati saat memperdagangkan sekuritas mereka.

China Mobile adalah salah satu saham terbesar di MSCI China Index, dengan bobot sekitar 1,1 persen, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Saham perusahaan yang terdaftar di New York ini turun 6 persen pada penutupan Kamis (7/1/2021), dan meluncur 3,4 persen lebih lanjut dalam perdagangan yang diperpanjang setelah pengumuman MSCI.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper