Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Bijih Besi Diprediksi Akan Kembali Terkoreksi

Dilansir dari Bloomberg pada Minggu (20/12/2020), harga bijih besi telah naik dalam periode sebulan terakhir. Harga komoditas bahan dasar pembuatan baja tersebut juga sempat mencatatkan kenaikan tertinggi dalam 9 tahun dan bertengger diatas level US$160 per metrik ton.
Ilustrasi - Biji besi
Ilustrasi - Biji besi

Bisnis.com, JAKARTA – Reli harga bijih besi yang mencapai US$160 per metrik ton dinilai tidak berkelanjutan dan diprediksi akan kembali terkoreksi setelah reli yang ditopang oleh spekulasi oleh para pelaku pasar berakhir.

Dilansir dari Bloomberg pada Minggu (20/12/2020), harga bijih besi telah naik dalam periode sebulan terakhir. Harga komoditas bahan dasar pembuatan baja tersebut juga sempat mencatatkan kenaikan tertinggi dalam 9 tahun dan bertengger diatas level US$160 per metrik ton.

Reli harga bijih besi disebabkan oleh pemulihan ekonomi di China yang terus berjalan. Di sisi lain, pasokan komoditas ini terbatas seiring dengan permintaan yang tinggi dari Negeri Panda tersebut.

Adapun, lonjakan harga ini membuat asosiasi terkait meminta pemerintah China untuk melakukan intervensi guna mengerem kenaikan lebih lanjut. Selain itu, Bursa Komoditas Dalian (Dalian Commodity Exchange/DCE) juga telah memperketat aturan perdagangan guna menekan jumlah spekulan.

Luo Tiejun, Wakil Ketua Asosiasi Besi dan Baja China mengatakan, harga bijih besi diperkirakan akan menuju tren penurunan setelah pasar mencerna dan mewujudkan spekulasi harga yang saat ini terjadi.

“Kenaikan harga bijih besi dan batu bara coking akan ikut melambungkan harga baja dan akan menekan keuntungan pabrik-pabrik secara signifikan,” katanya dalam konferensi Mystell Global di Shanghai, Sabtu kemarin.

Lou mengulangi permintaan asosiasi kepada pemerintah Negeri Panda itu untuk merancang mekanisme penentuan harga terbaru untuk bijih besi. Dia juga meminta otoritas perdagangan untuk meningkatkan pengawasan pada pasar bijih besi di masa depan.

Sementara itu, laporan dari Mysteel menyebutkan, harga bijih besi akan mencapai titik tertingginya pada kuartal I/2021 mendatang sebelum kembali turun karena kenaikan jumlah pasokan ke China. Harga bijih besi diprediksi berada di kisaran US$110 hingga US$120 per metrik ton pada 2021, lebih tinggi dibandingkan proyeksi tahun ini sebesar US$109 hingga US$110 per metrik ton.

Adapun, laporan Commodity Market Outlook yang dirilis Bank Dunia menyebutkan, harga bijih besi telah melesat 25 persen pada kuartal III/2020. Reli ini terjadi setelah kenaikan secara perlahan yang terjadi pada dua kuartal sebelumnya.

Laporan tersebut menyatakan, kenaikan harga bijih besi ditopang oleh tingkat permintaan yang stabil dari China. Negara yang menguasai dua pertiga dari perdagangan bijih besi global tersebut membutuhkan pasokan bijih besi guna memproduksi baja.

Di sisi lain, pandemi virus corona juga turut berandil dalam kenaikan harga bijih besi. Hal tersebut menyebabkan produksi pada perusahaan penghasil bijih besi, Vale SA, terhambat yang turut berimbas pada proses transportasi untuk ekspor.

"Hambatan ini juga ditambah dengan pengetatan regulasi yang dilakukan pemerintah Brazil setelah jebolnya Bendungan Brumadinho pada 2019 lalu," demikian kutipan laporan tersebut.

Bank Dunia melanjutkan, dalam tahapan pemulihan produksi, kenaikan pasokan bijih besi dari Brazil kemungkinan tidak akan terjadi dalam jangka pendek. Harga bijih besi diperkirakan tetap menguat pada tahun ini dan akan menguat 7 persen dibandingkan dengan posisi tahun 2019.

"Harga bijih besi kemungkinan akan terkoreksi 2 persen pada 2021 mendatang seiring dengan pemulihan pasokan dari Brazil," demikian kutipan riset tersebut.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper