Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gara-Gara Rugi Selisih Kurs, Jababeka (KIJA) Masih Boncos Meski Pendapatan Naik

Pendapatan konsolidasi perseroan naik 29,45 persen menjadi Rp1,82 triliun dari sebelumnya Rp1,41 triliun. Di sisi lain, rugi selisih kurs mencapai Rp255,4 miliar dibandingkan dengan laba selisih kurs sebesar Rp102,4 miliar pada periode yang sama 2019.
Foto aerial kawasan industri Jababeka di Cikarang, Jawa Barat. Bisnis/Himawan L Nugraha
Foto aerial kawasan industri Jababeka di Cikarang, Jawa Barat. Bisnis/Himawan L Nugraha

Binsis.com, JAKARTA – Emiten pengembang lahan industri PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. mampu menggenjot penjualan hingga akhir kuartal III/2020. Namun, beban selisih kurs membuat perseroan menderita rugi.

Sekretaris Perusahaan Jababeka Muljadi Suganda menjelaskan pendapatan konsolidasi emiten berkode saham KIJA tersebut naik 29,45 persen menjadi Rp1,82 triliun dari sebelumnya Rp1,41 triliun.

“Peningkatan ini terutama didorong oleh peningkatan kontribusi penjualan dari Kendal,” kata Muljadi melalui keterangan resmi yang diterima Bisnis, Rabu (11/11/2020).

Secara terperinci, pendapatan Jababeka dari segmen bisnis pengembangan lahan dan properti naik 127 persen menjadi Rp997,5 miliar pada periode sembilan bulan pertama tahun ini.

Realisasi tersebut, kata Muljadi, sebagian besar berasal dari penjualan lahan Kawasan Industri Kendal yang naik signifikan menjadi Rp630,4 miliar dibandingkan Rp7,1 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Pendapatan dari segmen hiburan dan perhotelan milik Jababeka juga mengalami peningkatan 2,72 persen menjadi Rp64,2 miliar dari sebelumnya Rp62,5 miliar.

“Sisi positifnya, pendapatan vila dan pariwisata justru mengalami pertumbuhan sebesar 72 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan tumbuh 36 persen dari Rp6,9 miliar pada kuartal kedua menjadi Rp9,4 miliar pada kuartal ketiga 2020,” jelas Muljadi.

Di sisi lain, pendapatan segmen infrastruktur KIJA mengalami perlambatan sebesar 16 persen menjadi Rp767,3 miliar. Hal ini utamanya disebabkan oleh depresiasi pendapatan Dry Port dan Bekasi Power yang masing-masing turun 31 persen dan 18 persen.

Pada periode tahun berjalan hingga kuartal III/2020, Muljadi menunjukkan telah terjadi penurunan volume kontainer yang ditangani Dry Port akibat pandemi Covid-19 yang menyebabkan perlambatan kegiatan ekonomi terutama ekspor-impor.

Selain itu, pelemahan di atas juga disebabkan pemberlakuan status reserve shutdown oleh PT PLN (Persero) yang lebih lama terhadap Bekasi Power pada tiga kuartal tahun ini.

Adapun, pendapatan berulang dari pilar infrastruktur KIJA memberikan kontribusi sebesar 42 persen terhadap total pendapatan. Posisi itu turun dibandingkan 64 persen pada periode yang sama tahun lalu.

Di sisi lain, pendapatan dari jasa dan pemeliharaan meningkat 6 persen (year on year) secara gabungan dibandingkan tahun lalu. 

“Penurunan kontribusi ini diakibatkan peningkatan signifikan kontribusi pendapatan dari pilar pengembangan lahan dan properti,” tutur Muljadi.

Walaupun pengembang Kawasan Industri Kendal ini mampu menorehkan kinerja top line yang ciamik, hal itu tak diikuti oleh laba. 

Pada saat laba kotor perseroan naik 29 persen menjadi Rp753,3 miliar dan marjin laa kotor tercatat 41 persen, KIJA merugi hingga Rp266 miliar pada akhir kuartal III/2020 atau berbalik dari posisi laba Rp66,06 miliar pada kuartal III/2019.

“Alasan utama penurunan ini adalah dampak pergerakan selisih kurs, di mana pada kuartal ketiga 2020 perseroan membukukan rugi selisih kurs sebesar Rp255,4 miliar dibandingkan dengan laba selisih kurs sebesar Rp102,4 miliar pada periode yang sama 2019,” jelas Muljadi.

Adapun, pendapatan sebelum terkena bunga, pajak, depresiasi, serta amortisasi (EBITDA) milik KIJA per kuartal III/2020 tercatat sebesar Rp609 miliar atau membaik dari sebelumnya Rp450 miliar.

EBITDA dari pendapatan berulang yang berasal dari segmen infrastruktur juga meningkat tipis 1 persen menjadi Rp289 miliar selama sembilan bulan pertama tahun ini.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper