Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kimia Farma (KAEF) Siap Bangun Pabrik Parasetamol

Sekretaris Perusahaan Kimia Farma Ganti Winarno mengatakan perusahaan milik negara tersebut sudah menyiapkan perhitungan matematis terhadap nilai investasi dari rencana pembangunan fasilitas produksi parasetamol.
Kantor Pusat PT Kimia Farma Tbk. di Jalan Veteran, Jakarta Pusat./kimiafarma.co.id
Kantor Pusat PT Kimia Farma Tbk. di Jalan Veteran, Jakarta Pusat./kimiafarma.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten farmasi PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) bersiap untuk merealisasikan rencana pembangunan pabrik yang khusus memproduksi obat parasetamol.

Sekretaris Perusahaan Kimia Farma Ganti Winarno mengatakan perusahaan milik negara tersebut sudah menyiapkan perhitungan matematis terhadap nilai investasi dari rencana pembangunan fasilitas produksi anyar tersebut.

“Kajian dan hitungan analisanya sudah siap dan segera dapat direalisasikan,” ungkap Ganti kepada Bisnis, Jumat (18/9/2020).

Ia pun menerangkan bahwa pembangunan pabrik obat yang umum digunakan sebagai pereda demam, sakit kepala dan nyeri ringan tersebut akan mulai segera direalisasikan. “Secepatnya kita akan realisasikan,” sambungnya.

Untuk diketahui, Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya mengatakan bahwa perusahaan pelat merah yang bergerak di klaster kesehatan akan segera memproduksi obat paracetamol di dalam negeri untuk menekan angka importasi.

Lebih lanjut, ia menugaskan KAEF sebagai perusahaan yang bergerak di bidang farmasi untuk membangun pabrik paracetamol sendiri sebagai langkah konkrit upaya pemerintah meningkatkan penyerapan bahan baku lokal sesuai dengan aturan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).

Adapun, Direktur Produksi & Supply Chain Kimia Farma Andi Prazos pada bulan Juli lalu juga mengungkap perseroan sedang menjalani proses audit yang sedang dalam tahap penghitungan oleh PT Surveyor Indonesia (Persero) terkait dengan produksi TKDN.

“Tapi berdasarkan roadmap Kimia Farma Sungwun [entitas anak yang memproduksi bahan baku] diharapkan di tahun 2024 kita sudah mengurangi 24 persen impor bahan baku di Indonesia,” ungkap Andi dalam paparan publik perseroan akhir Juli lalu.

Kendati demikian, dalam tahap awal tahun 2020, perusahaan yang tergabung dalam holding BUMN farmasi tersebut kita berharap bisa menurunkan 2,72 persen penggunaan bahan baku dari impor.

Secara teknis, Andi mengatakan perseroan memiliki portofolio produk simvastatin yang bahan baku kandungan lokalnya mencapai 57 persen. Di sisi lain, KAEF sudah memiliki lima item produk yang sudah diproduksi dan diharapkan bisa menurunkan angka importasi.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper