Bisnis.com, JAKARTA — PT Link Net Tbk. memangkas target pendapatan untuk segmen layanan internet business to business (B2B) akibat susutnya permintaan karena pemberlakuan sistem work from home (WFH).
Enterprise Sales Director Link Net Agung Satya Wiguna mengatakan selama masa pandemi lebih dari 75 persen pekerja menjalankan pekerjaannya dari rumah, sehingga okupansi gedung perkantoran sangat rendah.
“Usaha yang jalan juga hanya 11 sektor jadi sisanya off, kosong kantor, gedung, bangunan sektor-sektor lain, termasuk sektor hospitality, perhotelan itu,” tutur Agung dalam paparan via platform pertemuan daring, Rabu (8/7/2020)
Hal tersebut, ungkapnya, turut membuat segmen B2B emiten dengan brand First Media ini tertekan karena banyak menerima permintaan penurunan layanan bahkan pemberhentian layanan.
Dia mencontohkan sektor hospitality yang menyumbang sekitar 20 persen dari total pendapatan segmen B2B First Media, termasuk 10 persen di antaranya adalah perhotelan, menjadi yang paling terdampak.
“Rata-rata hotel ini meminta apa? Meminta jaringan [internet] dimatikan, kebanyakan bahkan sampai akhir tahun. Bahkan sebagian ada yang minta churn, atau minta tidak dilayani lagi,” tutur Agung.
Baca Juga
Dengan tren tersebut, perseroan kemudian memutuskan untuk memangkas target pendapatan segmen B2B dari yang semua minimal tumbuh 30 persen secara year on year menjadi tumbuh 15 persen saja hingga akhir tahun ini.
Padahal, kata Agung, selama tiga tahun belakangan segmen ini selalu tumbuh di kisaran 30—40 persen secara tahunan. Adapun per buku Desember 2019, segmen B2B menyumbang sekitar 16 persen dari total pendapatan perseroan.
“Tadinya tahun ini kita menargetkan enterprise bisa tumbuh 30 persen agar bisa berkontribusi sampai 20 persen ke total revenue Link Net, tapi karena pandemi dan faktor-faktor tadi, kami menjustifikasi targetnya,” tutur dia.
Adapun untuk menjaga pertumbuhan agar tetap dapat memenuhi target saat ini, Agung mengatakan mereka terus mencari peluang-peluang di tengah masa kenormalan baru atau new normal.
Menurutnya, di era saat ini semakin banyak perusahaan yang meningkatkan fasilitas digitalnya terutama layanan internet karena kebutuhan untuk berkomunikasi via platform virtual semakin masif.
“Jadi kita masuk di sana, membantu perusahaan-perusahaan yang mau go digital, yang mau meningkatkan digitalization mereka,” imbuhnya.
Selain itu, sebagai bentuk strategi lanjutan, di paruh kedua 2020 ini perseroan juga akan lebih fokus pada mitra-mitra strategi mereka, khususnya yang berasal dari sektor yang kebal dari serangan badai pandemi, seperti sektor finansial dan sektor pemerintahan.
Sebagai gambaran, untuk sektor finansial pihaknya bisa memberikan layanan koneksi VPN untuk digital banking, pembuatan platform digital untuk rapat (e-meeting), dan penambahan bandwith.
Sementara untuk sektor pemerintahan, Agung menyebut ada potensi di penambahan layanan internet untuk titk-titik kesehatan publik, pusat belajar/sekolah, dan pusat pemerintahan.
“Kita juga bisa bantu bagaimana buat layanan agar proses WFH lancar, dari sisi koneksi dan platformnya,” ungkapnya.