Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saat Pandemi, Hartadinata (HRTA) Justru Tambah Capex Ekspansi Gerai

Chief Executive Officer Hartadinata Abadi Sandra Sunanto mengatakan bahwa pihaknya akan tetap fokus untuk menambah gerai milik sendiri, baik untuk jaringan ritel ACC maupun jaringan gadai.
Pengunjung mengamati koleksi perhiasan PT Hartadinata Abadi Tbk. di sela-sela konferensi pers di Jakarta, Selasa (17/4/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Pengunjung mengamati koleksi perhiasan PT Hartadinata Abadi Tbk. di sela-sela konferensi pers di Jakarta, Selasa (17/4/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen perhiasana, PT Hartadinata Abadi Tbk., akan fokus ekspansi membangun gerai baru pada tahun ini di tengah pandemi Covid-19

Chief Executive Officer Hartadinata Abadi Sandra Sunanto mengatakan bahwa pihaknya akan tetap fokus untuk menambah gerai milik sendiri, baik untuk jaringan ritel ACC maupun jaringan gadai.

Hal itu sebagai upaya untuk menjaga pertumbuhan margin di tengah banyaknya tantangan bisnis akibat pandemi Covid-19.

“Kami akan terus tambah toko milik sendiri, terutama ACC. Kami melihat walaupun banyak proyeksi bisnis ritel akan redup, saya rasa konsumsi emas tidak akan terlalu berpengaruh oleh pandemi Covid-19,” ujar Sandra saat media briefing, Rabu (17/6/2020).

Emiten berkode saham HRTA itu berencana membangun 17 gerai ACC baru pada tahun ini yang terdiri atas 7 gerai baru pada Juli-Agustus 2020 yang bekerja sama dengan Matahari Department Store, dan 10 gerai ACC baru yang bekerja sama dengan gadai emas di Madura, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat pada September 2020.

Adapun, hingga saat ini HRTA memiliki total gerai ACC sebanyak 49 gerai, sehingga pada akhir tahun perseroan berpotensi memiliki total 56 gerai ACC.

Selain itu, perseroan juga berencana untuk melanjutkan ekspansi gerai di jaringan gadai, sejalan dengan antisipasi kebutuhan aktivitas gadai masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

Dia menjelaskan, terdapat beberapa konsumen yang memanfaatkan momentum ini untuk membeli emas sebagai alat investasi di tengah ketidakpastian, tetapi juga terdapat konsumen yang menggunakan emas untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya dengan gadai.

Saat ini, perseroan memiliki izin bisnis pergadaian di Jawa Barat dengan total gerai mencapai 11 gerai. Pada tahun ini, perseroan berencana membangun 1 gerai jaringan gadai baru di provinsi tersebut.

HRTA juga mengaku dalam proses mendapatkan izin bisnis pergadaian di kawasan Jawa Timur, termasuk Madura, yang sampai saat ini tahapannya sudah mencapai 50 persen.

Di sisi lain, sebagai bentuk antisipasi perubahan perilaku belanja selama masa pembatasan sosial, perseroan juga mendorong pertumbuhan kinerja melalui penciptaan jalur distribusi yang lebih pendek untuk mengimbangi fokus perseroan dalam pengembangan produk.

HRTA telah bekerja sama dengan beberapa e-commerce dan mengembangkan gerai online bertajuk hrta.store.

Chief Financial Officer Hartadinata Denny Ong mengatakan bahwa untuk menunjang rencana ekspansi tersebut perseroan mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp58 miliar pada tahun ini.

Alokasi tersebut terdiri atas Rp40 miliar untuk keperluan penambahan mesin, sedangkan sisanya untuk ekspansi menambah gerai.

“Sebelumnya, pada akhir tahun lalu kami alokasikan capex Rp25-Rp30 miliar, tetapi kami revisi menjadi Rp58 miliar untuk memenuhi kebutuhan ekspansi,” papar Denny.

Adapun, Denny menjelaskan, penambahan gerai terbukti dapat membantu menumbuhkan kinerja pada tahun lalu.

HRTA mencatatkan kinerja pendapatan naik 17,8 persen dari Rp2,74 triliun, menjadi Rp3,23 triliun pada 2019. Hal itu didukung oleh pertumbuhan gerai yang semula hanya 23 unit pada 2018, menjadi sebanyak 44 unit pada akhir 2019.

Sejalan dengan kinerja itu, perseroan juga membukukan pertumbuhan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas pemilik induk sebesar 21,64 persen menjadi Rp150,1 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp123,4 miliar.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper