Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tancap Gas, Investor Asing Borong BBCA 

Pendorong penguatan IHSG pada hari ini tak lain merupakan aksi beli bersih yang dilakukan oleh investor asing. Tercatat sekitar investor asing melakukan beli bersih sekitar Rp300,37 miliar.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja saat paparan kinerja kuartal I/2020 secara live, Rabu (27/5/2020).
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja saat paparan kinerja kuartal I/2020 secara live, Rabu (27/5/2020).

Bisnis.com, JAKARTA – Surutnya aksi profit taking terhadap saham PT Bank Central Asia Tbk. yang diikuti aksi beli oleh investor asing mendorong saham bank swasta terbesar di Indonesia ini merangsek di awal perdagangan hari ini.

Hingga pukul 10.00 WIB atau, 1 jam setelah perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka, saham berkode BBCA itu terpantau menguat 5,94 persen ke level Rp26.300 per saham.

Saham BBCA, terus melanjutkan penguatan hingga mencapai level Rp26.575 per saham pada pukul 10.07 WIB. Dengan demikian, saham bank terafiliasi Group Djarum itu mengalami peguatan sebesar 7,05 persen.

Tren penguatan BBCA ini kontras dengan pergerakan harga sahamnya pada kemarin, Rabu (27/5/2020). Saham BBCA justru menjadi salah satu top laggards terhadap pergerakan IHSG kemarin dengan kontribusi -0,5 poin terhadap IHSG. Hal ini terjadi karena BBCA melemah 0,1 persen pada perdagangan kemarin.

Pendorong penguatan IHSG pada hari ini tak lain merupakan aksi beli bersih yang dilakukan oleh investor asing. Tercatat sekitar investor asing melakukan beli bersih sekitar Rp300,37 miliar.

Sebaliknya, saat investor asing rama-ramai melakukan pembelian BBCA, investor domestik justru tampak melakukan profit taking dengan membukukan penjualan bersih sebesar Rp299 miliar.

Dari sisi kinerja, BCA membukukan performa cukup mentereng di tengah pandemi Covid-19. Per akhir kuartal I/2020, perseroan masih dapat membukukan pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK), masing-masing sebesar 12,3 persen dan 16,08 persen.

Di sisi lain, kinerja intermediasi tersebut juga tampak tidak memberikan isu likuiditas terhadap perseroan. Pasalnya, rasio kredit terhadap DPK, atau loan to deposit ratio (LDR) perseroan juga masih kokoh di level 77,6 persen.

Pengelolaan aset tersebut juga tertranslasikan dengan baik terhadap profitabilitas perseroan. Hal ini terlihat dari peningkatan laba bersih perseroan sebesar 17,4 persen secara tahunan menjadi Rp10,1 triliun.

Pertumbuhan laba bersih tersebut ditopang oleh pertumbuhan pendapatan operasional sebesar 17,3 persen. Pendapatan bunga dan pendapatan non bunga mencatatkan pertumbuhan masing-masing 14,1 persen dan 25,5 persen, masing-masing menjadi Rp13,7 triliun dan Rp5,9 triliun.

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio menjelaskan meski masih banyak ketidakpastian di pasar finansial, saat ini investor memang mulai tertarik dengan valuasi emiten-emiten yang ada di Indonesia.

“Dapat kita lihat Astra International dan emiten perbankan menjadi proxy indeks, menjadi saham-saham yang memimpin kenaikan belakangan ini,” katanya kepada Bisnis, Kamis (28/5/2020).

Sebelumnya, Pengamat Pasar Modal Aria Santoso telah mengatakan pelemahan saham BBCA kemarin memang lebih banyak disebabkan oleh aksi profit taking jangka pendek.

Dia menjelaskan bahwa investor cenderung memilih untuk melepas saham karena adanya kenaikan harga pada hari sebelumnya yang cukup agresif di atas 4 persen dalam satu hari.

Pelemahan yang terjadi dinilai hanya bersifat sementara dan cenderung terbatas. Sehingga, potensi penguatan masih terbuka lebar dalam perdagangan sepanjang pekan ini.

“Bank BCA merupakan Bank swasta terbesar yang dipersepsikan memiliki pengelolaan risiko terbaik sehingga para investor menyukainya walaupun dihargai premium di pasar,” katanya, Rabu (27/5/2020).

Jelang pukul 11.00 WIB, penguatan BBCA sedikit menurun menjadi 5,54 persen. Saham BBCA bertengger di level Rp26.200 per saham. Sementara itu, IHSG tetap kokoh menguat hingga 2 persen ke level 4.732,08.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper