Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan PT Bumi Resources Minerals Tbk. berhasil mencatatkan kinerja impresif pada tahun lalu. Penjualan perseroan pada tahun lalu melesat 277,3 persen.
Laporan keuangan perseroan menunjukkan, emiten berkode saham BRMS itu membukukan penjualan mencapai US$4,46 juta sepanjang 2019, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan pada 2018 sebesar U$1,18 juta.
Seiring dengan lonjakan pendapatan, BRMS juga berhasil memperbaiki tingkat profitabilitas. BRMS mendulang laba bersih US$1,2 juta, berbanding rugi US$103,44 juta pada 2018.
Di sisi lain, pada tahun lalu total kas perseroan turun drastis sebanyak 98,3 persen dari semula US$8,2 juta pada 2018 menjadi hanya sebesar US$752.333 pada 2019. Deposit terbatas perseroan pun tidak berubah dari posisi US$32,6 juta.
Adapun, utang pihak ketiga perseroan meroket 61,7 persen menjadi sebesar US$52,2 juta daripada tahun sebelumnya sebesar US$32,3 juta. Kendati demikian, liabilitas jangka pendek perseroan tidak berubah dari posisi sebelumnya di US$53,9 juta.
Lebih lanjut, BRMS mencatatkan kenaikan tipis ekuitas 0,26 persen menjadi US$520,3 juta pada 2019, sedangkan pada tahun sebelumnya ekuitas perseroan berada di posisi US$518 juta.
Direktur Utama Bumi Resources Minerals Suseno Kramadibrata mengatakan bahwa kenaikan penjualan tersebut berhasil diraih di tengah pembangunan fasilitas produksi yang cukup besar di lokasi tambang Poboya pada tahun lalu.
“Kami telah menyelesaikan konstruksi atas fasilitas produksi dengan kapasitas pemrosesan sebesar 500 ton bijih per hari. Kami juga telah berhasil untuk menyelesaikan uji coba produksi atas dore bullion pada kuartal pertama tahun ini,” ujar Suseno melalui keterangan resmi, Selasa (7/4/2020).
Pada kuartal pertama tahun ini, BRMS berhasil memproduksikan lebih dari 10 kg dore bullion melalui fasilitas produksi yang baru di tambang Poboya. Hasil produksi tersebut dikirimkan ke fasilitas smelter Logam Mulia milik PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM).
Lebih rinci, total produksi emas dari entitas anak usaha PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) itu diestimasikan menghasilkan emas olahan sekitar 3,4 kg sepanjang kuartal pertama tahun ini.
Untuk diketahui, fasilitas produksi di Poboya tersebut memiliki kapasitas pemrosesan sebesar 500 ton bijih per hari. Setelah penyelesaian konstruksi fasilitas produksi tersebut, BRMS berencana untuk membangun fasilitas kedua dengan kapasitas sebesar 4.000 ton bijih per hari.
Biaya pembangunan fasilitas produksi tersebut sebagian didanai oleh pinjaman dari pihak ketiga. Adapun, lokasi tambang emas di Poboya, Palu, Sulawesi Tengah saat ini dioperasikan oleh PT Citra Palu Minerals (CPM) yang memiliki konsesi tambang emas seluas 85.180 hektar di Sulawesi Tengah dan Selatan dan merupakan anak perusahaan dari BRMS.
Berdasarkan catatan Bisnis, BRMS berencana untuk memproduksikan sekitar 100.000 ton bijih pada 2020, dan 180.000 ton bijih pada 2021.