Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efek PPN DTP, Metropolitan Land (MTLA) Bukukan Marketing Sales Rp755 Miliar

Metland (MTLA) membukukan marketing sales sebesar Rp755 miliar hingga Mei 2025.
Metland Transyogi, salah satu proyek besutan PT Metropolitan Land Tbk./metlandtransyogi.com
Metland Transyogi, salah satu proyek besutan PT Metropolitan Land Tbk./metlandtransyogi.com

Bisnis.com, JAKARTA — Penerapan insentif di sektor properti berupa PPN DTP berimbas pada realisasi prapenjualan atau marketing sales PT Metropolitan Land Tbk. (MTLA) hingga Mei 2025 sebesar Rp755 miliar.

Direktur Metropolitan Land Olivia Surodjo mengungkapkan bahwa hingga Mei 2025, total marketing sales MTLA mencapai Rp755 miliar. Jumlah ini terdiri atas prapenjualan dan pendapatan berulang atau recurring income yang dinilai masih sejalan dengan target sepanjang 2025.

“Marketing sales yang terdiri dari prapenjualan dan recurring revenue sebesar Rp775 miliar, masih on track (sejalan) dengan target 2025 sebesar Rp2 triliun,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (6/7/2025).

Dari capaian tersebut, segmen penjualan residensial berkontribusi sekitar 71%, sementara recurring income seperti pendapatan dari pusat perbelanjaan menyumbang 29%.  

Olivia menuturkan bahwa penjualan perumahan didominasi oleh proyek-proyek unggulan yang mendapatkan insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah atau PPN DTP, yakni Metland Transyogi, Metland Cikarang, dan Metland Cibitung.

“Kontribusi terbesar pada semester pertama tahun 2025 berasal dari unit usaha residensial karena adanya insentif PPN DTP 100%,  khususnya proyek Metland Transyogi, Metland Cikarang dan Metland Cibitung,” katanya. 

Melalui insentif tersebut, penyerahan unit rumah mulai 1 Januari 2025 sampai dengan 30 Juni 2025 berhak mendapatkan insentif sebesar 100% dari PPN yang terutang dari bagian harga jual sampai dengan Rp2 miliar. Berikutnya, penyerahan unit rumah mulai 1 Juli 2025 sampai dengan 31 Desember 2025 berhak memanfaatkan insentif sebesar 50% dari PPN yang terutang dari bagian harga jual sampai dengan Rp2 miliar.

Di sisi lain, sepanjang semester I/2025, MTLA mencatat tren permintaan konsumen masih mengarah pada rumah tapak dengan harga di bawah Rp2 miliar. Tipe hunian satu dan dua lantai dengan desain kompak serta fungsional menjadi pilihan utama karena sesuai kebutuhan pasar

Lebih lanjut, Olivia menyatakan bahwa stabilitas suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) turut mendukung pertumbuhan permintaan, terutama untuk pembelian rumah pertama.

“Suku bunga KPR yang relatif stabil dan cukup menarik dan insentif PPN DTP memberikan dampak positif terhadap minat beli properti. Konsumen lebih percaya dalam mengambil keputusan pembelian, khususnya untuk membeli rumah pertama,” tuturnya.

Dia pun berharap agar insentif PPN DTP 100% dapat diperpanjang minimal satu tahun guna menjaga momentum pertumbuhan sektor properti di tengah ketidakpastian global yang terjadi.

Dari lantai Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham emiten yang tercatat sejak 2011 ini mencapai Rp480 per saham hingga Jumat (4/7/2025). Harga itu cenderung mendatar sepanjang tahun berjalan, tetapi menguat 13,74% dalam sepekan dan naik 12,68% dalam kurun satu bulan terakhir. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper