Bisnis.com, JAKARTA — Emiten properti PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) mencatatkan penurunan laba bersih secara signifikan akibat tingginya basis perolehan laba yang diraih tahun lalu dari hasil divestasi saham SILO.
Berdasarkan laporan keuangan akhir Juni 2025, LPKR membukukan laba yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp137,9 miliar. Nilai ini turun 99,31% dari capaian laba Rp19,88 triliun pada semester I/2024.
Lonjakan laba bersih LPKR pada paruh pertama 2024 didorong oleh hasil keuntungan pelepasan aset atau hilangnya pengendalian atas entitas anak.
LPKR melalui PT Megapratama Karya Persada diketahui menjual 1,35 miliar saham (10,4%) SILO kepada Sight Investment Company PTE LTD dengan harga pengalihan Rp2.850 per lembar saham dan jumlah nilai transaksi sebesar Rp3,85 triliun. Penyelesaian transaksi tersebut dilakukan pada 13 Juni 2024.
“Setelah transaksi ini kepemilikan Grup pada SILO menjadi 47,67%, Grup kehilangan pengendalian atas SILO dan tidak lagi melakukan konsolidasi atas laporan keuangan SILO. Dampak hilangnya pengendalian pada SILO sebesar Rp21,12 triliun dicatat pada laba rugi,” tulis manajemen LPKR.
Sejalan dengan hal itu, pendapatan perseroan juga susut 48,54% year on year (YoY) menjadi Rp4,11 triliun. Pelemahan ini juga disebabkan oleh hilangnya pos pendapatan dari sisi layanan kesehatan usai aksi divestasi.
Sepanjang Januari-Juni 2025, pendapatan LPKR ditopang oleh rumah hunian dan toko yang menyumbang Rp1,47 triliun, apartemen mencapai Rp1,08 triliun, pengelolaan kota Rp344,22 miliar, dan lahan siap bangun Rp233,07 miliar.
Di tengah penurunan pendapatan, beban pokok perseroan meningkat 47,18% YoY menjadi Rp86,35 miliar. Raihan ini membuat LPKR mencatatkan laba kotor senilai Rp4,03 triliun atau terkontraksi 49,25% secara tahunan.
Dari sisi neraca, entitas Lippo Group ini memiliki kas setara kas sebesar Rp6,5 triliun atau melonjak 304,71% secara tahunan dari posisi Rp1,6 triliun.
Adapun total aset LPKR tercatat sebesar Rp54,65 triliun per semester I/2025, naik 1,63% year to date (YtD). Liabilitas meningkat 2,06% YtD menjadi Rp23,3 triliun, sementara ekuitas tumbuh 1,31% menjadi Rp31,35 triliun.
Dari lantai Bursa Efek Indonesia (BEI), saham LPKR terpantau turun 2,17% menuju level Rp90 per saham per Jumat (15/8/2025) pukul 13.47 WIB. Harga ini mencerminkan penurunan sebesar 11,76% sejak awal tahun.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.