Bisnis.com, JAKARTA -- Memasuki periode window dressing yang selalu terjadi pada akhir tahun, kinerja saham-saham big caps diperkirakan bisa terkerek lagi.
Tak terkecuali saham-saham big caps penghuni indeks Bisnis27 yang tengah terdiskon di bawah rata-rata lima tahun forward P/E ratio sebesar 19,93 kali. Adapun, bobot saham indeks Bisnis-27 yang mewakili 54% terhadap valuasi pasar IHSG membuat pergerakannya cenderung akan mengikuti IHSG.
Analis pun banyak merekomendasikan saham-saham blue chip dari sektor perbankan untuk dicermati karena mendapat berkah dari pelonggaran moneter Bank Indonesia.
Analis Bahana Sekuritas Prasetya Christy Gunadi menjelaskan bahwa upaya otoritas moneter untuk menopang pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas nilai tukar bakal menguntungkan perbankan di tengah kondisi likuiditas yang semakin ketat.
Di sepanjang 2019, Bank Indonesia telah memangkas suku bunga sebesar 100 bps. menjadi 5% dan menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) untuk bank konvensional dan syariah masing-masing menjadi 5,5% dan 4%.
‘’Pemotongan GWM akan memberi ruang lebih besar bagi perbankan untuk membukukan pendapatan dari bunga kredit daripada bunga yang diperoleh dari penempatan dana di BI melalui GWM,’’ tulis Prasetya melalui keterangan resmi yang diterima Bisnis, Minggu (2/12/2019).
Dirinya pun merekomendasikan beli untuk saham PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. (BBRI) dengan target harga Rp5.300 dan PT Bank Mandiri Persero Tbk. (BMRI) dengan target harga Rp9.000.
Begitu pula Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee merekomendasikan saham sektor perbankan, telekomunikasi, dan barang konsumer seperti PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk. (BBNI), PT Bank Mandiri Persero Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. (BBRI), PT Telekomunikasi Indonesia Persero Tbk. (TLKM), dan PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) untuk dapat dicermati oleh investor pada akhir tahun ini.
Selanjutnya, seiring dengan pemangkasan suku bunga, saham emiten properti seperti PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) juga menjadi pilihannya.
“Window dressing selalu menarik saham-saham big caps. Tren bunga turun sehingga properti dan perbankan cukup menarik,” tutur Hans.