Bisnis.com, JAKARTA – Memasuki kuartal IV sekaligus musim penghujan emiten kontraktor pertambangan dituntut mengebut produksi overburden dan batu bara
Sekretaris Perusahaan Darma Henwa Mukson Arif Rosyidi menyatakan tetap optimistis dapat menjaga kinerja kendati masuk musim hujan. Pasalnya, perseroan diperkuat dengan alat-alat berat yang baru saja selesai perawatan.
“Kami tetap optimistis adanya peningkatan kapasitas produksi di 2019 terutama di kuartal terkahir, seiring penambahan dan perbaikan alat yang sedang dilakukan perseroan target produksi bisa kami capai,” katanya kepada Bisnis belum lama ini.
Pada tahun ini emiten berkode saham DEWA itu menargetkan volume overburden removal (OB) 125,7 juta bank cubic meter (bcm) pada 2019. Target itu naik 23,40% dari realisasi 101,86 juta bcm pada 2018. Perseroan juga membidik produksi batu bara 17 juta ton tahun ini. Jumlah tersebut diharapkan naik 27,72% dari realisasi 13,31 juta ton pada 2018.
Arif mengatakan sampai dengan September perseroan sudah mengupas 82,7 juta bcm. Perlu diketahui, jumlah tersebut lebih besar 26,84% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 29,06 juta bcm. Selain itu, pengupasan kuartal III/2019 pun lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal-kuartal sebelumnya.
Pada kuartal I/2019, emiten berkode saham DEWA itu mengupas 24,88 juta bcm atau lebih kecil 32,50%. Sementara pada kuartal II/2019 perbedaan makin besar yakni 41,23% sebab perseroan hanya mengupas 21,66 juta bcm.
Besarnya volume OB rata-rata dikontribusikan oleh proyek batubara Bengalon, Kalimantan Timur. Arif menambahkan produksi batu bara hingga akhir September tercatat 11,44 juta ton atau 68,82% dari total target. Dengan demikian, perseroan harus merealisasikan sisa produksi 5,56 juta ton dalam tiga bulan ke depan.
“Darma Henwa tetap optimis untuk mencapai target produksi batu bara sebesar 17 juta ton di tahun ini dengan adanya perbaikan dan penambahan alat produksi secara bertahap di kuartal ketiga dan keempat,” sebutnya.
Kendati demikian, dia pun mengakui bila kondisi cuaca hujan di kuartal terakhir, terutama di akhir bulan November dan Desember diprediksi akan meningkat dibandingan periode sebelumnya.
Bila melihat dari produksi pada kuartal IV/2018, DEWA cenderung mengalami penurunan pengupasan dari Oktober ke Desember. Masing-masing tercatat sebesar 10,33 juta bcm, 8,89 juta bcm dan 8,95 juta bcm.
Selain itu, Arif menambahkan anak usaha Bakrie Group tersebut tengah dalam pembicaraan dengan klien perihal produksi tahun depan. “ Pembicaraan mengenai target produksi di 2020 saat ini masih dalam proses pembicaraan dengan klien. Kami optimis target produksi di tahun 2020 akan lebih baik dari pencapaian produksi di 2019,” sebutnya.
Sementara itu, Head of Investor Relations Delta Dunia Makmur, Regina Korompis mengatakan pada September perseroan mencatat volume OB sebesar 33,7 juta bcm. Jumlah itu turun 17% dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya 40,8 juta bcm. Adapun jumlah produksi batu bara tercatat 4,3 juta ton atau naik 19% dari periode yang sama tahun lalu 3,6 juta bcm.
“Selama tahun berjalan volume OB mencapai 301,0 juta bcm naik 6% dibandingkan dengan tahun sebelumnya [sebesar 250,83 juta bcm],” katanya.
Regina mengatakan rendahnya volume OB pada September disebabkan oleh permintaan dari klien. Menurutnya, kendati cuaca mendukung tapi tidak begitu dengan tren penurunan harga. “OB lebih rendah karena pelambatan produksi yang sifatnya sementara mengingat ketidakpastian harga batubara. Tapi kami positif untuk mencapai target OB setahun penuh 380-420 juta bcm,” lanjutnya.
Kendati demikian, Regina menyebutkan kinerja kuartal IV/2019 berkemungkinan melambat memasuki musim hujan. Menurutya, kinerja akan cenderung sama dengan kuartal I dan II tahun ini. Menilik dari hasil data perseroan, rerata OB tercatat sebesar pada kuartal I/2019 di kisaran 32,3 juta bcm sedangkan pada kuartal II/2019 sebesar 31,3 juta bcm.