Bisnis.com, JAKARTA – Entitas anak BUMN Karya, PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) menargetkan konversi utang vendor menjadi ekuitas rampung pada 2025.
Perseroan tercatat memiliki utang vendor sebesar Rp1,7 triliun. Dari jumlah itu, sebanyak Rp1,45 triliun atau 85% telah dikonversi menjadi ekuitas. Sisanya atau sebesar Rp249 miliar ditargetkan selesai dikonversi pada Juni 2025.
“Masih tersisa 15% dari utang kami yang belum dikonversi menjadi ekuitas. Kami targetkan Juni 2025 akan kami selesaikan,” ujar Direktur Keuangan, Manajemen Risiko & Legal WSBP Fathul Anwar dalam paparan publik, Kamis (19/12/2024).
Konversi utang menjadi ekuitas adalah proses perusahaan mengubah utang menjadi kepemilikan saham atau ekuitas dalam perusahaan tersebut. Pada Agustus 2023, WSBP telah menerbitkan 28,19 miliar saham dalam rangka konversi utang menjadi ekuitas senilai Rp1,43 triliun untuk 394 vendor melalui private placement.
Anwar menyampaikan bahwa WSBP juga berencana melakukan divestasi aset pada tahun depan. Total, sebanyak 155 unit truk mixer, dump truck, hingga wheel loader akan dilego perseroan untuk memangkas jumlah utang.
“Divestasi aset pada tahun 2025 merupakan target penting dengan nilai yang cukup signifikan untuk membantu mengurangi kewajiban kepada kreditur,” kata Anwar.
Baca Juga
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama WSBP FX Purbayu Ratsunu menuturkan perkembangan restrukturisasi telah mencakup beberapa langkah penting.
Salah satunya adalah perbaikan peringkat perseroan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo. Per 9 September 2024, Pefindo telah menyematkan rating idB untuk seluruh obligasi dan peringkat Waskita Beton.
Selain itu, perseroan telah mencatatkan total pembayaran cash flow available for debt service (CFADS) sekitar Rp321 miliar yang terdiri dari 4 tahap. Pembayaran akan terus dilakukan setiap Maret dan September.
Anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) ini juga menempuh obligasi wajib konversi (OWK) tahap I sebesar Rp458 miliar dan tahap kedua Rp1,39 triliun, sehingga secara total mencapai Rp1,85 triliun.
“Ada beberapa yang kami selesaikan juga di dalam restrukturisasi ini, di antaranya manajemen risiko. Jadi, kami memperbaiki tata kelola yang tadinya mengambil proyek berdasarkan hanya pada satu atau dua orang, tetapi kali ini sudah ada TKMR [Tata Kelola & Manajemen Risiko] dengan tiering masing-masing,” ucapnya.
Di sisi lain, sampai dengan November 2024, WSBP membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp2,22 triliun. Perolehan ini memenuhi 96,6% dari target sepanjang 2024.
Sekretaris Perusahaan Waskita Beton Fandy Dewanto mengatakan realisasi itu tumbuh 60,87% dibandingkan periode sama tahun lalu yakni Rp1,38 triliun.
“Mayoritas kontrak baru ini berasal dari pasar eksternal, mencakup pelanggan dari berbagai segmen seperti BUMN, swasta, dan pemerintah,” ujar Fandi.
_______________________
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.