Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis pasar modal Indonesia masih menarik minat investor untuk melanjutkan net buy di tengah era suku bunga tinggi pada 2025.
Kepala Divisi Riset BEI Verdi Ikhwan menjelaskan suku bunga tinggi secara teori memang akan menyebabkan transaksi saham berkurang. Akan tetapi, lanjutnya, dalam jangka menengah dan panjang, pada dasarnya investor masih melihat fundamental.
"Fundamental emiten kita, laporan keuangannya masih tumbuh. Kalau itu yang terjadi, transaksi saham masih menjadi tempat yang menarik bagi investor," kata Verdi dalam Edukasi Wartawan terkait Market Outlook 2025, Kamis (19/12/2024).
Dia melanjutkan BEI memandang terdapat sejumlah peluang dan tantangan bagi pasar modal Indonesia pada 2025 nanti. Peluang menurutnya datang dari pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo Subianto.
Menurutnya, apabila program 3 juta rumah dan makan siang bergizi bisa berjalan, makan hal ini bisa menjadi kesempatan untuk meningkatkan ekonomi Indonesia. Pada akhirnya, hal ini akan mendorong kinerja emiten di pasar modal.
Peluang bagi penguatan pasar modal menurutnya juga datang dari monetary policy easing, pertumbuhan jumlah investor, dan pengembangan produk baru.
Baca Juga
Di sisi lain, BEI menurutnya tidak menutup mata dengan tantangan yang akan dihadapi pada 2025. Tantangan tersebut datang dari hasil pemilu AS dengan terpilihnya Donald Trump.
"Kita tau indeks di AS mengalami kenaikan yang signifikan. Aset semua mengalir ke sana, ini jadi tantangan tersendiri," ucap Verdi.
Lalu, pelemahan ekonomi China, volatilitas harga komoditas, dan situasi geopolitik.
Adapun dengan fundamental yang masih terlihat baik, Verdi optimistis investor asing masih akan melanjutkan net buy di pasar modal Indonesia. Saat ini, BEI menyebut investor asing masih mencatatkan net buy di pasar modal Indonesia sebesar Rp17,2 triliun.
"Mudah-mudahan net buy masih akan berlanjut di 2025, karena sebetulnya saingan kita itu di tahun 2025 bisa jadi AS. Hal ini karena Trump, daya tariknya lumayan besar menarik investor ke sana," ujarnya.