Bisnis.com, JAKARTA – Harga karet alam global tertekan oleh berita bahwa pembeli utama China telah berhenti berbisnis dan ketegangan perdagangan AS – China terus membara.
Data Bloomberg menunjukkan, harga karet alam kontrak pengiriman Maret 2020 di Tokyo Commodity Exchange (Tocom) menguat tipis 0,31% atau 0,50 poin ke posisi 161,00 yen per kilogram, pukul 16:40 WIB, setelah dibuka melemah 0,25% atau 0,40 poin ke posisi 160,10 yen per kilogram.
Namun, pada Jumat (27/9), harga karet ditutup anjlok 2,89% atau 4,80 poin ke posisi 161,50 yen per kilogram.
Menurut seorang sumber, harga komoditas pertanian itu turun karena Chongqing General Trading Chemical menghentikan perdagangan karet fisik. Perusahaan meminta pemasok karet mereka untuk mengakhiri pengiriman semua kontrak yang belum selesai.
Gu Jiong, analis di broker Yutaka Shoji, mengatakan bahwa laporan tersebut telah merusak sentimen pasar dan menambah kekhawatiran permintaan manufaktur untuk karet di negara itu akan lemah tahun ini.
“Karet berjangka memiliki ruang untuk turun lebih jauh dari level saat ini,” katanya seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (30/9/2019).
Baca Juga
Sementara itu, menurut Naohiro Niimura, mitra di Market Risk Advisory di Tokyo, laporan bahwa AS dapat mengatur listing perusahaan China di bursa mendorong harga ekuitas lebih rendah, dan menekan harga karet.
Ho Kheng Ann, manajer komoditas di Phillip Futures, mengatakan harga karet melemah sejalan dengan pelemahan permintaan untuk ban. “Persediaan karet yang tinggi dan situasi politik yang tak menentu juga telah membatasi pemulihan harga karet,” katanya.
Dia menambahkan prospek pelemahan ekonomi global yang berlanjut juga terus menekan harga karet.