Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bijih Besi Diprediksi Bearish Hingga 5 Tahun Mendatang

Pada perdagangan Kamis (12/9/2019) harga bijih besi di bursa DCE berada di level 667,50 yuan per ton, menguat 1,83%.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Harga bijih besi tampak akan segera move on dari reli kuat yang terjadi pada perdagangan awal tahun ini. Komoditas yang digunakan sebagai bahan pembuat baja tersebut diprediksi mengalami laju penurunan yang berkepanjangan selama 5 tahun mendatang.

Kepala Penelitian Komoditas Global Citigroup Inc. Ed Morse mengatakan bahwa harga bijih besi siap untuk bergerak turun dalam jangka panjang seiring dengan melemahnya permintaan dari China, konsumen terbesar di dunia, meskipun di tengah meningkatnya konsumsi baja yang terlihat di pasar negara berkembang.

“Kombinasi permintaan dari India, Brasil, dan negara pasar berkembang lainnya, tidak peduli seberapa besar, tidak akan bisa menggantikan jumlah permintaan dari China itu sendiri,” ujar Ed Morse seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (12/9/2019).

Hingga saat ini, China masih mendominasi industri baja global, bahkan ketika produksi di India telah berkembang pesat. Pada Juli lalu, pabrik China menghasilkan 85,2 juta ton baja mentah, atau sebanyak 54% dari total dunia.

Sementara itu, India yang berada di urutan kedua menghasilkan 9,2 juta ton naja mentah, atau 5,9% dari total dunia dan Brasil berada di posisi kesembilan dengan menghasilkan 2,4 juta ton baja mentah.

Ketika ekonomi China melambat, Pemerintah Negeri Tirai Bambu tersebut cenderung akan menjauhkan negaranya dari beberapa proyek infrastruktur dan industri berat sehingga pertumbuhan akan didorong untuk ditopang melalui sektor konsumsi.

Akibatnya, permintaan baja global diperkirakan bergerak stabil dalam beberapa perdagangan ke depan hingga akhirnya berangsur melambat untuk jangka waktu yang cukup panjang. Kendati demikian, belum ada konsesus pasar yang membahas waktu pergeseran permintaan tersebut.

Selain itu, BHP Group, penambang bijih besi terbesar di dunia, mengatakan pada bulan lalu bahwa produksi baja China telah memasuki fase tanpa kemajuan, dengan siklus kembali ke puncak terjadi paling lambat pada pertengahan dekade berikutnya.

Output Baja China

Senada, dalam proyeksi kuartal terbarunya, Pemerintah Australia juga mengatakan bahwa output baja China diperkirakan akan menurun secara bertahap, dirugikan oleh tingkat permintaan yang hanya tumbuh moderat, pembatasan lingkungan yang lebih ketat, dan pengurangan kapasitas pabrik.

Pemerintah Australia, sebagai negara penghasil bijih besi terbesar tersebut memprediksi, produksi akan berkurang menjadi 926 juta ton pada 2021 dibandingkan dengan sebanyak 940 juta ton pada tahun ini.

Oleh karena itu, Citigroup kini menaruh posisi bearish terhadap harga bijih besi dalam jangka panjang yang dengan latar belakang sentimen harga bahan yang sangat murah dari Australia dan Brazil dan terjadi bersamaan dengan tertekannya permintaan.

Perusahaan keuangan tersebut memprediksi harga patokan akan berakhir tahun ini di pertengahan level US$90an per ton, sebelum jatuh ke US$75 pada akhir 2020. Kemudian, pada lima tahun kemudian, harga diprediksi bergerak di kisaran US$55 per ton, level yang masih jauh di atas biaya produksi saat ini di penambang terbesar.

Pada perdagangan Kamis (12/9/2019) harga bijih besi di bursa DCE berada di level 667,50 yuan per ton, menguat 1,83%. Sementara itu, hingga pukul 15.54 WIB, harga bijih besi berjangka di bursa SGX bergerak menguat tajam 4,27% menjadi US$94,8 per ton.

Adapun, kenaikan terjadi seiring dengan harga baja berjangka yang bergerak naik, ketegangan perdagangan AS dan China mereda, serta pemangkasan produksi pabrik baja China.

Di sisi lain, harga baja Hot-Rolled Coil atau HRC di bursa SHFE berada di level 3.522 yuan per ton, menguat 0,17% dan harga baja rebar di bursa SHFE menguat 0,75% menjadi 3.502 yuan per ton.

Sebagai informasi, pada perdagangan awal tahun ini bijih besi telah mengalami reli kuat dan sempat menyentuh level di atas US$120 per ton.

Kekurangan pasokan dan rekor produksi baja China, yang menjadi penghambat pertumbuhan konsumsi China dan peningkatan stok pelabuhan negara itu, telah memberi jalan bagi laju bijih besi. Sepanjang tahun berjalan 2019, bijih besi telah bergerak menguat 32,79% di bursa SGX dan menguat 54,67% di bursa DCE.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper