Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TINS Kantongi Dana Segar Rp1,19 Triliun

Abdullah Umar Baswedan, Sekretaris Perusahaan Timah mengungkapkan perseroan mendapatkan dana segar Rp880,00 miliar. Nilai itu berasal dari Obligasi Berkelanjutan I Timah Tahap II Tahun 2019.
Nasabah mengamati pergerakan indeks harga saham gabungan di sebuah bank, di Jakarta, Senin (25/7)./JIBI-Dwi Prasetya
Nasabah mengamati pergerakan indeks harga saham gabungan di sebuah bank, di Jakarta, Senin (25/7)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pertambangan milik negara, PT Timah Tbk., mengantongi dana segar Rp1,19 triliun dari emisi obligasi dan sukuk ijarah yang akan digunakan perseroan untuk membayar utang jangka pendek dan pemenuhan belanja modal 2019.

Abdullah Umar Baswedan, Sekretaris Perusahaan Timah mengungkapkan perseroan mendapatkan dana segar Rp880,00 miliar. Nilai itu berasal dari Obligasi Berkelanjutan I Timah Tahap II Tahun 2019.

Emiten berkode saham TINS itu melakukan emisi Obligasi Berkelanjutan I Timah Tahap II Tahun 2019 yang terdiri atas Seri A dan Seri B. Untuk Seri A, memiliki jumlah pokok Rp387,00 miliar dengan kupon tetap 8,50 persen dan tenor 3 tahun dan Seri B memiliki jumlah pokok Rp493,00 miliar dengan kupon tetap 8,75 persen dan tenor 5 tahun.

Dia mengatakan perseroan mendapatkan kupon yang kompetitif untuk emisi obligasi tersebut. Pasalnya, besaran yang dibanderol untuk surat utang itu sama dengan penerbitan yang dilakukan pada 2017.

Selain obligasi, perseroan pertambangan timah milik negara itu juga melakukan emisi Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Timah Tahap II Tahun 2019. Instrumen itu memiliki jumlah pokok Rp313,00 miliar.

Abdullah mengatakan 50 persen dana yang dihimpun dari obligasi akan digunakan perseroan untuk membayar utang jangka pendek dari perbankan. Sisanya, perseroan akan menggunakan untuk memenuhi kebutukan belanja modal atau capital expenditure (capex).

“Yang 50 persen [dari obligasi] untuk capex yang jelas seperti penambahan kapasitas produksi baik smelter baru maupun seperti pemeliharaan,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (13/8).

Adapun, dia menyebut dana yang dihimpun dari emisi sukuk ijarah sepenuhnya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan belanja modal periode 2019.

Abdullah menuturkan perseroan memperkirakan kebutuhan belanja modal tahun ini sekitar Rp2 triliun. Dengan masuknya dana dari emisi obligasi dan sukuk ijarah, pihaknya mengatakan kebutuhan itu sudah terpenuhi.

“Sampai saat ini belum berencana menarik pinjaman dari perbankan kalaupun ada mungkin pada akhir tahun untuk memenuhi kebutuhan tahun depan,” imbuhnya.

Sebelumnya, Manajemen TINS menjelaskan bahwa volume penjualan refined tin perseroan mencapai 31.000 ton pada semester I/2019. Pencapaian itu tumbuh 144 persen dari 12.700 ton periode yang sama tahun lalu.

Perseroan memaparkan faktor pendongkrak penjualan yakni adanya Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) Nomor 11 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pemberian Wilayah, Perizinan, dan Pelaporan pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara.

Beleid itu mensyaratkan perseoan tambang memiliki competent person untuk pelaporan cadangan tambang yang menjadi basis untuk rencana kerja dan anggaran belanja (RKAB). TINS mampu membuktikan asal usul cadangan bijih timah sehingga mampu menyusun RKAB bagi izin usaha pertambangan (IUP) yang dimiliki.

Berdasarkan data Bloomberg, harga saham TINS ditutup menguat 15 poin atau 1,54 persen ke level Rp990 pada perdagagan, Selasa (13/8). Untuk periode berjalan 2019, pergerakan tercatat menguat 31,13 persen.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper