Bisnis.com, JAKARTA — Emiten farmasi, PT Indofarma (Persero) Tbk. mengincar laba sebesar Rp6,22 miliar pada 2019, setelah mencatat rugi sebesar Rp32,73 miliar pada 2018.
Direktur Keuangan & Human Capital Herry Triyatno mengatakan bahwa perseroan akan memperbaiki portofolio produk untuk mencapai target laba tahun ini, salah satunya dengan mengurangi porsi penjualan obat generik bermerek yang saat ini 90% menjadi 60% terhadap pendapatan. Adapun, 40% lainnya bakal disumbang dari pendapatan lain lain.
"Generik itu [marginnya] tipis. Selain itu, collection-nya juga lama. Generik masih mungkin jumlahnya 60% dan 40% dari lain lain dalam 2 tahun ke depan," katanya, Selasa (7/5/2019).
Dia mengatakan, kerja sama dengan sembilan mitra internasional yang telah diinisiasi sejak 2018 dan saat ini sedang berjalan akan menopang pertumbuhan pendapatan tahun ini. Sembilan kerja sama itu terdiri dari 4 join operation dan 5 join venture.
Untuk 9 proyek kerja sama ini, perseroan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp83,18 miliar pada 2019 yang bersumber dari kas internal dan pinjaman bank. Salah satu kerja sama dengan nilai terbesar yakni pengembangan produk onkologi.
Perseroan akan melakukan join operation dengan Myland, perusahaan AS yang berbasis di India, untuk pengembangan produk onkologi. Produk ini memberikan margin tebal dibandingkan dengan produk generik. "Kami akan melakukan join operation dulu, nanti lanjut joint venture," katanya.
Baca Juga
Di samping itu, perseroan bekerja sama dengan Insung co.,ltd, perusahaan asal Korea, untuk pengembangan bahan medis sekali pakai. Rencananya, groundbreaking akan dilakukan Juni 2019 dan dapat beroperasi mulai tahun depan di pabrik Cibitung.
Lebih lanjut, hingga kuartal I/2019, perseroan masih membukukan rugi bersih sebesar Rp21,77 miliar. Rugi bersih pada 3 bulan pertama ini membengkak dibandingkan dengan rugi bersih pada kuartal I/2018 sebesar Rp8,48 miliar.
Adapun, pendapatan yang dibukukan perseroan per 31 Maret 2019 sebesar Rp136,26 miliar atau turun 8,51% dibandingkan dengan pendapatan pada kuartal I/2018 sebesar Rp148,94 miliar.
Herry mengatakan, kinerja pada kuartal I/2019 memang belum menggembirakan. Namun, perseroan terus memperbaiki penjualan dengan penetrasi produk yang lebih besar. Pada 2019, perseroan mengejar target pertumbuhan penjualan sebesar 13,5% atau menjadi Rp1,80 triliun.
Adapun, target laba sebesar Rp6,22 miliar pada 2019. Untuk mencapai ini, perseroan membenahi portofolio produk. "Perbaikan protofolio harus dilakukan. Itu mudah mudahan akan memberikan gambaran yang lebih baik, tetapi tidak bisa cepat," katanya.