Bisnis.com, JAKARTA — Emiten produsen semen, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. (SMCB), tengah menyiapkan sejumlah opsi aksi korporasi untuk memenuhi ketentuan free float agar mengakhiri suspensi perdagangan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Sekretaris Perusahaan SMCB Andika Lukmana mengatakan bahwa perseroan masih melakukan berbagai kajian untuk merespons sanksi suspensi akibat belum terpenuhinya persentase kepemilikan saham publik minimum atau free float sebesar 7,5%.
Suspensi tersebut diberlakukan Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan pengumuman dengan nomor Peng-S-00003/BEI.PLP/01-2025 tertanggal 31 Januari 2025, yang mengacu pada hasil evaluasi pemenuhan saham free float per 31 Desember 2024.
“Sampai dengan saat ini perseroan masih dalam proses dan tengah melakukan berbagai kajian untuk melakukan aksi korporasi dalam rangka pemenuhan ketentuan free float,” ujarnya dalam surat kepada otoritas bursa pada Jumat (4/7/2025).
Dia menuturkan bahwa SMCB bersama pemegang saham pengendali yakni PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) atau SIG tengah mempertimbangkan sejumlah opsi terkait aksi korporasi.
Di antaranya mencari mitra strategis dengan kepemilikan kurang dari 5%, menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue, pembagian dividen dalam bentuk saham, dan opsi lain yang dikoordinasikan dengan pemangku kepentingan terkait.
“Diperlukan diskusi dan koordinasi dengan Kementerian BUMN, BPI Danantara, serta beberapa regulator lainnya antara lain Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara [Jamdatun], serta Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan [BPKP],” ucap Andika.
Dia menambahkan bahwa setiap aksi korporasi yang kelak diambil wajib mendapatkan kajian menyeluruh dari Danantara dan Holding Operasional PT Danantara Asset Management (Persero) (DAM). Ini sebagaimana diatur dalam surat arahan Danantara pada 5 Mei 2025.
Adapun proyeksi target pelaksanaan aksi korporasi ini dibagi ke dalam dua fase. Pada semester II/2025, SMCB diharapkan telah mendapatkan kajian menyeluruh dari Danantara dan DAM, kemudian semester I/2026 perseroan akan menjalankan aksi korporasi yang dipilih.
Sampai dengan saat ini, Andika menyatakan kegiatan operasional, kondisi keuangan, hingga keberlangsungan usaha belum terdampak langsung oleh suspensi saham tersebut.
“Perseroan berkomitmen akan terus berupaya untuk dapat memenuhi persyaratan minimum saham free float tersebut,” pungkas Andika.
Sebagaimana diketahui, saham produsen semen Dynamix tersebut sudah disuspensi BEI sejak 31 Januari 2025. Berdasarkan komposisi pemegang saham perseroan, SIG tercatat menggenggam kepemilikan 83,52%, Taiheiyo Cement Corporation 15,16%, dan masyarakat memiliki 1,31%.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.