Bisnis.com, JAKARTA – Iran dan Irak sepakat untuk mengembangkan dua ladang minyak di perbatasan kedua negara, yakni Naft Shahr, Irak dan Khorramshahr, Iran.
Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh mengungkapkan hal tersebut, Minggu (7/4/2019) waktu setempat melalui laporan di laman resmi kementeriannya, seperti dikutip dari Reuters.
Namun, laporan tersebut tak memerinci secara detail apa yang masuk dalam kesepakatan tersebut, bagaimana skema investasi, dan skala waktu yang dipertimbangkan untuk proyek tersebut.
Sejauh ini industri energi di kedua negara telah memiliki hubungan dekat, dan Irak sangat bergantung pada gas tetangganya tersebut untuk memberi tenaga pada pembangkit listriknya.
Sebagai catatan, Irak mengimpor sekitar 1,5 miliar kaki kubik gas standar per hari melalui jalur pipa di selatan dan timur negara tersebut. Zaganeh mencatat, Irak berutang kepada Iran sekitar US$1 miliar untuk gas yang dipasok di masa lalu.
“Mengingat kurangnya pengembangan dalam industri petrokimia dan gas di Irak, ada perspektif cerah untuk kerja sama antara kedua negara," kata Zanganeh, tanpa memberikan perincian lebih lanjut.
Secara terpisah, direktur pelaksana kompleks gas Pars Selatan Hadi Hashemzadeh Farhang mengatakan, produksi kondensat gas di South Pars, ladang gas terbesar di dunia, meningkat 9 juta barel antara Maret 2018 dan Maret 2019, menurut kantor berita Mehr.