Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia mengumumkan sudah ada 22 calon perusahaan tercatat di dalam daftar tunggu atau pipeline penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Berdasarkan data BEI per 20 Desember 2022, ada 22 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham.
Perinciannya, 19 perusahaan beraset skala besar atau di atas Rp250 miliar, satu perusahaan aset kecil di bawah Rp50 miliar, dan dua perushaan aset skala menengah di antara Rp50 miliar - Rp250 miliar.
Adapun, perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals paling banyak lima perusahaan, diikuti masing-masing tiga perusahaan dari sektor basic materials, energy, healthcare, dan industrials.
Selanjutnya dua perusahaan masing-masing dari sektor properies & real estate dan financials, serta 1 perusahaan dari sektor consumer cyclicals.
Sementara itu, dilansir dari data e-IPO, setidaknya ada delapan calon emiten yang sedang dalam proses IPO dan dijadwalkan melantai di Bursa pada awal 2025.
Baca Juga
Ke delapan calon emiten itu antara lain PT Asuransi Digital Bersama Tbk. (YOII), PT Kentanix Supra International Tbk. (KSIX), PT Hero Global Investment Tbk. (HGII), PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk. (OBAT), PT Raja Roti Cemerlang Tbk. (BRRC), serta PT Delta Giri Wacana Tbk. (DGWG).
Selain itu, anak usaha PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA), yakni RATU dan anak usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), yakni CBDK pun berencana melantai di Bursa pada awal 2025.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer mengatakan di antara saham IPO yang menarik pada awal 2025 adalah CBDK dan RATU. CBDK merupakan anak usaha PANI besutan konglomerat Sugianto Kusuma alias Aguan. Sementara, RATU anak usaha RAJA milik pengusaha Happy Hapsoro.
"Masing masing punya eksposur besar dari PANI dan RAJA. Selain itu, secara segmentasi bisnis kedua saham IPO tersebut masih tergolong cukup menarik. Kinerjanya pun masih tergolong cukup atraktif," ujar Miftahul kepada Bisnis pada akhir pekan lalu, Jumat (20/12/2024).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.