Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan dua indeks saham utama di Jepang berakhir variatif pada perdagangan hari ini, Kamis (14/2/2019), di tengah optimisme seputar perundingan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Indeks Topix memperpanjang relinya pada hari ketiga dengan ditutup naik 0,03% atau 0,48 poin di posisi 1.589,81 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Rabu (13/2), Topix berakhir menguat 1,06% atau 16,73 poin di level 1.589,33.
Berdasarkan data Bloomberg, dari 2125 saham pada indeks Topix, 1.048 saham di antaranya menguat, 999 saham melemah, dan 78 saham stagnan.
Saham Sony Corp. dan Honda Motor Co. Ltd. yang masing-masing naik 1,16% dan 1,33% menjadi pendorong utama berlanjutnya reli Topix hari ini.
Meski demikian, indeks Nikkei 225 gagal melanjutkan relinya dan berakhir terkoreksi tipis 0,02% atau 4,77 poin di level 21.139,781, setelah ditutup menanjak 1,34% atau 280,27 poin di level 21.144,48 pada perdagangan kemarin.
Dari 225 saham yang diperdagangkan pada indeks Nikkei, 108 saham menguat, 108 saham melemah, dan 9 saham stagnan. Saham FANUC Corp. (-1,76%) dan Recruit Holdings Co. Ltd. (-2,65%) menjadi penekan utamanya.
Baca Juga
Kedua indeks saham tersebut sempat naik tajam hari ini setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan tengah mempertimbangkan memperpanjang batas waktu untuk mengenakan kenaikan tarif impor China selama 60 hari lebih lanjut dari 1 Maret.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, bersama dengan Perwakilan Dagang AS (USTR) Robert Lighthizer, tiba di ibu kota China tersebut pada Selasa (12/2/2019) untuk mengadakan pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri Liu He, penasihat ekonomi utama untuk Presiden China Xi Jinping, pada Kamis dan Jumat pekan ini.
“Pasar telah menguat didorong keyakinan bahwa isu perdagangan AS-China akan diselesaikan dan banyak investor kini ingin melihat hasil seperti apa yang sebenarnya akan diperoleh pada akhirnya,” kata Makoto Hattori, seorang pejabat eksekutif di Marusan Securities Co., Tokyo.
“Ketika perundingan perdagangan yang sedang berlangsung tampak berjalan lancar, ada serangkaian penurunan proyeksi laba, sehingga pasar saham Jepang sulit untuk naik lebih jauh dari saat ini,” tambahnya, dikutip Bloomberg.